Honda Tunggu Cerita Sukses Sienta - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Honda Tunggu Cerita Sukses Sienta

Sabtu, 1 Oktober 2016 | 06:02 WIB
Istimewa Toyota All New Sienta.

Jakarta, KompasOtomotif – Cara pandang Honda dan Toyota di Indonesia berbeda soal kendaraan multi guna (multi purpose vehicle/MPV) beraksen "boxy" kelas menengah. Toyota berharap banyak pada Sienta yang meluncur sejak April lalu. Lain strategi, Honda malah menghentikan produksi Freed mulai Juni yang juga berarti stop penjualannya.

Praktis Sienta tidak punya pesaing di lapangan, hanya dia MPV boxy  ukuran medium dengan pintu geser dan bermesin 1.5L yang beredar di pasaran. Sementara itu penjualan Freed hanya tinggal menunggu stok unit di diler habis.

Jonfis Fandy, Marketing and Aftersales Service Director Honda Prospect Motor menjelaskan, Freed yang meluncur pertama kali pada 2009 sekarang sudah tidak lagi dipilih konsumen Honda sejak kedatangan Mobilio RS, HR-V, dan BR-V. Selain itu, salah satu alasan yang diungkap, masyarakat Indonesia tidak suka dengan MPV berbodi kotak.

Honda Honda All-New Freed 2017

Harapan Honda buat Freed memudar karena penjualannya terus turun dari sekitar 18.000 setahun pada 2013 hingga tahun ini sepanjang Januari – Mei cuma 600-an unit.  Di lain sisi, Toyota sangat percaya diri dengan Sienta yang ditargetkan laku 3.500 unit per bulan atau 42.000 unit setahun.

“Mungkin Toyota bisa melihat banyak karena konsumennya kan berbeda. Ke depannya kan kita belum tahu, sebulan atau dua bulan pengukuran belum bisa. Kalau tiga tahun berturut-turut ya bagus, ini bukti mereka bisa membangkitkan pasar yang tadinya enggak ada,” ucap Jonfis.

“Buat kami ini bukan masalah besar, kalau memang pasarnya bertumbuh hebat lagi kan kami ada produknya (generasi baru Freed),” kata Jonfis.

Generasi terbaru Freed sudah meluncur untuk pasar Jepang. Sementara ini Jonfis mengatakan Honda belum berencana membawanya ke Indonesia untuk diproduksi lokal ataupun diimpor utuh. 

Penulis: Febri Ardani Saragih
Editor : Agung Kurniawan