Genjot Kunjungan Wisman, Pemerintah Gencar Kembangkan Wisata "Yacht" - Kompas.com
Sabtu, 18 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Genjot Kunjungan Wisman, Pemerintah Gencar Kembangkan Wisata "Yacht"

Rabu, 28 September 2016 | 18:08 WIB
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN Suasana Darwin-Ambon Yacht Race and Rally 2015 di pesisir Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, Jumat (11/9/2015).

PERTH, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta orang pada 2016. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mengimplementasikannya lewat regulasi dan promosi pariwisata melalui kementerian-kementerian terkait.

Banyak sektor yang berpotensi menarik kedatangan wisatawan mancanegara. Salah satunya adalah wisata yacht atau kapal layar. Kepala Bidang Festival dan Promosi Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Adella Raung menuturkan pihaknya terus menggenjot pengembangan wisata yacht di Indonesia.

Ia menambahkan perkembangan sektor tersebut masih kurang terlihat. Salah satunya dikarenakan infrastruktur yang belum siap. Adella menambahkan Kemenpar bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan menggandeng investor untuk membangun marina.

"Banyak yang belum tahu bahwa Indonesia juga punya destinasi yacht. Bahkan mereka (wisman) suka bertanya, 'Nanti kapal saya ditaruh di mana?'. Karena mereka khawatir kapalnya hilang," kata Adela saat berbincang di Perth, Australia, Senin (26/9/2016).

Adapun titik-titik wisata yacht kebanyakan di Indonesia bagian timur. Meski begitu, daerah barat seperti Batam, juga berkeinginan mengambil keuntungan dari wisata tersebut.

"Kalau di Singapura banyak. Dan itu uang semua. Satu hari, kalau tidak salah 50 dollar (Singapura). Dan kadang orangnya di Amerika, kapalnya di situ," tuturnya.

Adapun pembangunan wisata maritim di Indonesia adalah sekitar 35 persen, dengan 60 persen wisata di zona pantai dan 25 persen di zona laut. Saat ini, lanjut Adella, orang-orang yang membawa yacht kebanyakan baru sebatas mengikuti pertandingan gelaran seperti Sail Raja Ampat, Sail Komodo, dan lainnya. Belum sepenuhnya untuk tujuan wisata yacht yang sifatnya leisure.

Australia menjadi salah satu negara potensial sebagai sumber wisatawan yacht. Sebab, cukup banyak masyarakat negeri Kangguru yang memiliki benda tersebut.

"Banyak yang berlibur, di belakang mobilnya bawa kapal. Jadi sudah bukan barang mewah di sini (Australia)," kata Adella.

Adella mengakui cukup sulit untuk mengembangkan wisata yacht di Indonesia. Hal ini mengingat infrastruktur masih belum siap dan perlu keterlibatan sejumlah kementerian terkait selain Kemenpar.

"Susah tapi tidak boleh putus asa. Kita harus maju di saat Presiden sedang giat-giatnya di sektor ini," tutup dia.

Penulis: Nabilla Tashandra
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F