Drama Ahok dari Kepulauan Seribu hingga Deklarasi di DPP PDI-P - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Drama Ahok dari Kepulauan Seribu hingga Deklarasi di DPP PDI-P

Rabu, 21 September 2016 | 09:49 WIB
KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot diabadikan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (20/9/2016). Partai PDI P mengusung Ahok dan Djarot untuk pilkada DKI 2017 mendatang.

JAKARTA, KOMPAS.com - Teka-teki Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017 telah terjawab.

Selasa (20/9/2016) malam kemarin, PDI-P resmi mengusung pasangan calon Ahok-Djarot. Detik-detik jelang pengumuman oleh PDI-P tak lepas dari drama. Ahok memulai kegiatannya dengan meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Tanjung Elang Berseri, di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Dengan menggunakan kapal cepat, Ahok tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB. Seperti biasa, kehadiran Ahok membuat kehebohan di mana-mana. Tak terkecuali bagi warga Pulau Pramuka. Suasana bertambah riuh saat Head of Environment and Responsibility PT Astra International Tbk Riza Deliansyah menyampaikan sebuah pesan terselebung dalam sambutannya.

"Tadi saya satu kapal dengan Pak Ahok, dan beliau sampaikan tidak bisa lama di sini. Mau ada pengumuman hari ini," kata Riza sambil tertawa.

Pernyataan Riza itu mengundang tanda tanya. Sebab saat itu, banyak pihak dan awak media tengah menunggu kepastian pasangan calon gubernur dan wakil gubernur mana yang akan diusung PDI-P.

Tak hanya Riza, Ahok juga meminta maaf kepada warga karena karena dirinya harus segera kembali ke Jakarta.

"Mohon maaf Bapak Ibu, saya enggak bisa lama-lama di sini. Katanya hari ini partai itu umumkan saya dicalonkan atau tidak. He-he-he," kata Ahok tertawa.

Saat melayani wawancara bersama awak media, Ahok mengaku diminta oleh Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto untuk mengosongkan agendanya pada Selasa. Hasto menyampaikan pesan itu melalui Djarot.

Ahok mendapat kabar bahwa PDI-P akan mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung. Karena ada instruksi ini, Ahok sampai membatalkan rencananya berkeliling Kepulauan Seribu. (Baca: Jalan Pulang Ahok ke PDI Perjuangan…)

Balai Kota, Teuku Umar, Balai Kota lagi

Dari Pulau Pramuka, Ahok lantas bertolak ke kediamannya, di Kompleks Pantai Mutiara. Kapal yang ditumpangi Ahok dengan awak media berbeda. Kapal Ahok sudah meluncur pukul 11.00 WIB. Sedangkan kapal yang ditumpangi awak media baru meluncur pukul 13.00 WIB. Sehingga awak media sempat tertahan di Pulau Pramuka.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Ahok tiba di kantornya di Balai Kota DKI Jakarta untuk menyelesaikan berbagai disposisi yang tertinggal di meja kerjanya. Setelah dua jam berada di Balai Kota, Ahok bertolak ke kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar Nomor 27, Menteng, Jakarta Pusat.

Dia mengelabui awak media dengan masuk dari pintu samping, bukan pintu utama. Sekitar pukul 18.00, Ahok keluar dari kediaman Megawati. Hanya saja, raut muka yang ditunjukkan Ahok berbeda.

Saat akan ke kediaman Megawati, raut mukanya begitu semringah. Sedangkan saat keluar dari kediaman Megawati, tak ada senyum yang mengembang dari Ahok.

"Pulang.. Saya balik kantor. Enggak tahu, mereka yang putuskan," kata Ahok seraya menutup kaca mobilnya.

Pernyataan Ahok menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, dia tak ke DPP PDI-P dan memilih ke Balai Kota. Sedangkan Djarot langsung meluncur ke kantor DPP PDI-P. Di Balai Kota, Ahok menceritakan seluruh kader DPP PDI-P menghadiri pertemuan di kediaman Megawati.

Tak sedikit dari mereka yang mengharap Ahok untuk introspeksi. Ahok dianggap terlalu banyak bicara macam-macam. Kemudian Ahok mengeluarkan kertas yang berisi tentang Dasa Prasetya PDI-P. Dasa Prasetya merupakan sepuluh pemikiran kebangsaan mengenai usaha pemberdayaan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

"Saya ditanya, tahu enggak apa yang diperjuangin PDI-P? Dasa Prasetya PDI-P," kata Ahok.

Para kader PDI-P bertanya kepada Ahok, apakah nantinya Ahok bersedia menjalankan Dasa Prasetya PDI-P jika benar-benar diusung sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kemudian saya baca kan kertasnya. Wah ini sudah saya kerjain, udah gue lakuin begini sih, bebas biaya berobat, pendidikan," kata Ahok.

Saat itu, Ahok mengaku masih belum mendapat kepastian dari PDI-P. Ia mengatakan akan dihubungi oleh Djarot jika ia diusung oleh PDI-P pada Pilkada DKI Jakarta 2017. (Baca: Ini Empat Alasan PDI-P Dukung Ahok-Djarot)

Ke DPP

Pukul 19.55 WIB, Ahok keluar dari ruang kerjanya. Kepada awak media, Ahok mengaku akan kembali ke kediamannya dan memilih menonton pengumuman PDI-P dari siaran televisi.

"Pulang.. Pulang.. Pulang.. (Nonton) di TV aja di mobil," kata Ahok tanpa senyum.

Selain itu, dia mengaku belum ditelepon Djarot untuk datang ke DPP PDI-P. Mobil dinas Ahok langsung melaju kencang meninggalkan Balai Kota.

Seakan tak percaya, awak media bertanya-tanya atas pernyataan Ahok tersebut. Benar, ternyata Ahok mengelabui awak media. Dia tidak pulang dan melaju ke kantor DPP PDI-P.

Dia tiba di lokasi pengumuman melalui basement gedung. Awak media yang sempat terkecoh, buru-buru mengejar Ahok ke DPP PDI-P. Ahok yang tidak mengenakan seragam PDI-P tiba sesaat sebelum petinggi partai berlambang banteng moncong putih tersebut melaksanakan konferensi pers. (Baca: Baju Batik Coklat Ahok di Tengah Seragam Merah di DPP PDI-P...)

Kompas TV PDI-P Resmi Usung Ahok-Djarot



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Kurnia Sari Aziza
Editor : Fidel Ali