China Bakal Punya Perusahaan Baja Raksasa - Kompas.com
Minggu, 5 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

China Bakal Punya Perusahaan Baja Raksasa

Rabu, 21 September 2016 | 07:42 WIB
www.shutterstock.com Ilustrasi.

BEIJING, KOMPAS.com - Dua perusahaan baja terbesar di China baru saja mengumumkan rencana merger. Dengan demikian, China bakal menciptakan raksasa produsen baja terbesar kedua di dunia di tengah kelebihan produksi global di industri tersebut.

Dalam sebuah kesepakatan, Baosteel akan mengakuisisi kompetitornya, Wuhan Iron and Steel. Kedua produsen baja tersebut mayoritas sahamnya adalah milik negara. Merger ini akan menciptakan perusahaan baru bernama China Baowu Iron and Steel Group.

Berdasarkan data tahun 2015, kedua perusahaan yang dilebur itu menghasilkan produksi baja mencapai 60 juta ton per tahun, yang berarti merupakan produsen baja terbesar di China.

Secara global, China Baowu Iron and Steel Group hanya berada persis di bawah perusahaan asal Luxembourg, ArcelorMittal yang merupakan produsen baja terbesar dunia. Kedua perusahaan China itu selama ini menderita penurunan laba secara signifikan.

Mengutip BBC, Selasa (20/9/2016), laba bersih Baosteel anjlok 83 persen menjadi 1 miliar yuan atau 150 juta dollar AS pada tahun 2015. Sementara itu, Wuhan rugi 7,5 miliar yuan, dibandingkan laba 1,3 miliar yuan pada tahun 2014.

Permintaan baja di China maupun secara global anjlok dalam setahun terakhir akibat perlambatan ekonomi.

China pun disalahkan lantaran diduga kuat melakukan dumping harga alias menjual baja lebih murah ke luar negeri guna mengurangi stok. Pada bulan April 2016 lalu, China berjanji untuk mengurangi produksi baja setelah ada pertemuan krisis yang dihadiri 30 negara.

Dalam 25 tahun terakhir, produksi baja China berkembang sangat pesat dengan produksi tumbuh lebih dari 12 kali lipat. China memproduksi lebih dari 822 juta ton baja pada tahun 2014 dan diprediksi bakal memproduksi lebih banyak, namun proyeksi permintaan baja untuk tahun 2016 hanya 672 juta ton.

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Sumber: BBC News