Hari Ini Lanjutan Sidang Gugatan Ahok di MK, Yusril Beri Keterangan - Kompas.com
Kamis, 27 Juni 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Hari Ini Lanjutan Sidang Gugatan Ahok di MK, Yusril Beri Keterangan

Kamis, 15 September 2016 | 09:22 WIB
KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Gedung Mahkamah Konstitusi

JAKARTA, KOMPAS.com - Makamah Konstitusi (MK) kembali menggelar sidang perkara pengujian Pasal 70 Ayat 3 Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada yang diajukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Juru Bicara MK, Fajar Laksono, mengatakan, persidangan akan digelar pukul 11.00 WIB di ruang sidang MK, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Adapun agenda persidangan kali ini adalah mendengarkan keterangan pihak terkait, yakni Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra dan Politisi Partai Gerindra Habiburokhman.

"Agendanya mendengarkan pihak terkait, yang mengajukan pihak terkait di perkara ini Yusril dan Hibiburokhman," ujar Fajar saat dihubungi, Kamis.

Fajar mengatakan, Yusril dan Habiburokhman tidak mewakili institusi atau partai manapun.

Keduanya, mewakili individu yang merasa ada keterkaitan dengan gugatan uji materi yang diajukan Ahok

(Baca: Yusril dan Habiburokhman Akan Bersaksi di MK Besok, Ini Kata Ahok)

Ia mengatakan, keduanya menjadi pihak terkait setelah disetujui Majelis Hakim MK.

Menurut Fajar, hakim mempertimbangkan selama pihak yang mengajukan diri untuk menjadi pihak terkait bisa menjelaskan alasan dan merasa ada keterkaitan dengan gugatan.

"Pihak manapun yang punya, merasa keterkaitan, dengan permohonan pemohon, bisa saja menjadi pihak terkait. Kalau di MK ini kan, semua pihak didengarkan secara seimbang. Jadi, kalau memang ada pihak-pihak yang memiliki alasan, punya kepetingan yang diniliai hakim itu beralasan ya diberi kesempatan," kata dia.

Ahok mengajukan gugatan uji materi atau judicial Review (JR) terhadap Pasal 70 ayat 3 Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada karena merasa UU tersebut melanggar hak konstitusional.

Pasal tersebut mengatur soal kewajiban cuti bagi calon kepala daerah petahana di saat masa kampanye.

Menurut Ahok, UU ini membuat petahana jadi tidak dapat menjalankan tugas jabatannya selama lima tahun penuh sesuai sumpah jabatan. 

Kompas TV DPR: Ahok Tak Memiliki Kedudukan Hukum



Penulis: Fachri Fachrudin
Editor : Krisiandi