Pernikahan Pertama dan Terakhir di Bukit Duri... - Kompas.com
Sabtu, 4 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Pernikahan Pertama dan Terakhir di Bukit Duri...

Rabu, 7 September 2016 | 15:07 WIB
Nibras Nada Nailufar Jamila (52) warga RT 02 RW 10 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, saat menerima surat peringatan kedua (SP 2) dari pemerintah yang akan menertibkan rumahnya di bantaran Sungai Ciliwung.

JAKARTA, KOMPAS.com — Jamila tengah menyapu air keluar dari rumahnya ketika rombongan Camat Tebet dan Lurah Bukit Duri menghampirinya, Rabu (7/9/2016) siang. Jamila mempersilakan keduanya duduk di bangku warungnya, sambil menceritakan air setinggi 10 sentimeter tadi pagi menggenangi rumahnya.

Hujan yang turun di Bogor semalam menyebabkan Sungai Ciliwung yang melintas persis di belakang rumahnya meluap. Camat Tebet Mahludin datang untuk menyerahkan ke Jamila dan ratusan warga Bukit Duri lainnya, surat peringatan kedua (SP-2) penertiban rumah di bantaran Sungai Ciliwung.

Jamila sendiri sudah menerima satu unit tinggal di Rusun Rawa Bebek lantai satu. Namun ia menjelaskan ke Mahludin bahwa keluarganya belum bisa pindah lantaran akan menggelar pernikahan anaknya pada Minggu (11/9/2016).

"Saya sudah rencana nih Pak, kan kemarin lamaran di sini, Minggu akadnya di masjid, sekalian selametannya di sini. Sudah pesan-pesan (katering) sih Pak," kata Jamila.

Perempuan berusia 52 tahun itu lantas diizinkan untuk tetap di sana sampai hari Jumat. Namun, Mahludin meminta agar sore ini juga Jamila mengemasi barang-barangnya yang tidak dibutuhkan untuk keperluan resepsi.

Sebab, Kelurahan Bukit Duri besok akan membantu pemindahan 63 warga yang kemarin sudah menerima kunci.

"Hmmm, tetapi kenapa sih Bu enggak di sana (Rusun Rawa Bebek) aja kondangannya? Kan bisa di lantai dasar lho Bu, luas itu," kata Mahludin tiba-tiba.

Tersadar

Mahludin kemudian paham bahwa undangan sudah telanjur disebar dan segalanya sudah dipersiapkan. Ia pun tidak memaksa Jamila untuk mengikuti sarannya menggelar resepsi di Rusun Rawa Bebek jika keadaan tak memungkinkan.

"Saya enggak maksa, cuma saran aja. Soalnya cuaca lagi enggak menentu Bu, takutnya kaya gini nih (banjir)," kata Mahludin.

Jamila kemudian diam dan berpikir sejenak. Ia kemudian menanyakan apakah boleh menggelar hajatan di rusun sebab ia khawatir jika tiba-tiba acaranya dibubarkan.

"Wah ya enggak lah Bu, kalau mau kan kami urusin izinnya di sana, bagus lho, kalau jadi nih saya kasih tahu Pak Gubernur ya Bu," kata Mahludin seraya menunjukkan percakapan WhatsApp-nya dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Kepada Kompas.com, Jamila lantas menuturkan bahwa pernikahan anak bungsunya ini adalah hajatan keluarga terakhir yang digelar di Bukit Duri. Sudah berkali-kali hajatan ia gelar di rumah bernomor 28 RT 02 RW 10 Bukit Duri itu.

Jamila masih ingat kenangan 30 tahun silam ketika acara pernikahan pertama yang digelarnya, yaitu pernikahan ia dengan suaminya, terganggu banjir.

"Saya sudah 35 tahun tinggal di sini, biasa banjir mah. Saya kawin sambil banjir-banjiran," katanya tersipu malu.

Kepindahannya ke Rusun Rawa Bebek pun diyakini sebagai akhir dari rutinitasnya menghadapi banjir kala hujan. Ia menuturkan, pada Idul Fitri lalu, banjir melanda lingkungannya hingga sepinggang.

Ia pun berharap Idul Adha yang tiba sebentar lagi tidak harus banjir-banjiran. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya akan menertibkan 345 bidang di RW 10, 11, dan 12 Bukit Duri pekan depan, setelah Idul Adha.

Sebanyak 176 warga diketahui sudah menerima unit di Rusun Rawa Bebek dan mulai pindah. Lurah Bukit Duri Mardi Youce mengatakan pada Selasa (6/9/2016), pihaknya telah menerima pendaftaran rusun dari 72 KK.

"Saya belum tahu nih jadinya mau kondangan di mana, kondangan terakhir di sini apa kondangan pertama di sana ya, tanya suami dulu deh," katanya.

Kompas TV Warga Bukit Duri Tolak Relokasi



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Nibras Nada Nailufar
Editor : Fidel Ali