Sanggahan Honda dan Yamaha Tanpa Kartel - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Sanggahan Honda dan Yamaha Tanpa Kartel

Selasa, 6 September 2016 | 17:10 WIB
istimewa Yamaha Mio M3 dan Honda BeAT menjadi idola peminat motor bekas di bawah Rp 20 juta.


Jakarta, KompasOtomotif - Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata memberikan penjelasan mengapa persaingan dalam industri sepeda motor di Indonesia ini tanpa kartel. Menurutnya, tipisnya perbedaan kapasitas mesin antara model satu tipe antara satu merek dengan yang lain juga bukti otentik.

Penjelasan Gunadi disampaikan saat menjawab pertanyaan majelis hakim dalam sidang lanjutan dugaan kartel Honda dan Yamaha, di Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Hakim bertanya mengapa produsen anggota AISI memproduksi model yang dinilai cuma beda tipis. Misalnya Honda meluncurkan generasi awal Beat 110cc sementara itu Yamaha melahirkan Mio 115cc. 

Gunadi menjelaskan ‎strategi seperti itu merupakan bentuk diferensiasi yang mencerminkan usaha produsen untuk bersaing. Produk yang bersaing memiliki keunggulannya masing-masing. 

Febri A/KompasOtomotif Ketua AISI tengah memberikan penjelasan dalam majelis hakim, dugaan praktik kartel antara Yamaha dan Honda di Kantor KPPU, Selasa (6/9/2016).

"Semua terserah konsumen, apakah mau beli lebih murah sedikit tapi cc-nya lebih kecil atau sedikit lebih mahal, agak keren sedikit, tapi lebih mahal," jelas Gunadi. 

"Mereka saling membunuh untuk berebut pasar. Konsumen akan menentukan sendiri," ‎kata Gunadi lagi. 

Kapasitas mesin memengaruhi harga jual produk. Menurut Gunadi ‎konsumen masing-masing produk sudah tersegmentasi sendiri, dalam artian punya penggemarnya masing-masing. 

‎"Kalau ada produk berhasil di pasar yang lain pasti tidak diam," ucap Gunadi.

Penulis: Febri Ardani Saragih
Editor : Agung Kurniawan