Penjualan Sepeda Motor Diharap Membaik Agustus - Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Penjualan Sepeda Motor Diharap Membaik Agustus

Senin, 29 Agustus 2016 | 08:03 WIB
Icha Rastika/Kompas Pabrik sepeda motor Honda yang ada di Indonesia.

Jakarta, KompasOtomotif – Bulan pertama di semester kedua 2016, angka penjualan sepeda motor tampak buruk, di mana penurunan dialami sampai 47 persen (Juli dibanding Juni). Ini merupakan penurunan tertinggi sepanjang 2016.

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosisasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) memprediksi kalau penjualan pada bulan Agustus 2016 mulai kembali normal. Penurunan yang terjadi pada bulan Juli, karena hari aktif yang terbilang sedikit dibanding bulan lain.

“Targetnya Agustus sudah mulai membaik. Pasalnya Juli juga hanya sekitar 2 pekan, jadi Agustus sepertinya sudah mulai sih,” ujar Sigit kumala yang juga merupakan Chief Executive Astra Motor, saat berbincang dengan KompasOtomotif, Sabtu (27/8/2016).

Ghulam/KompasOtomotif Honda masih mengusai penjualan sebesar 72,28 persen.

Sigit mengatakan, pertumbuhan penjualan pada Agustus diperkirakan terbantu oleh panen raya di daerah-daerah, khususnya Jawa-Bali. Kondisi tersebut membuat daya beli masyaraat pembeli sepeda motor terdongkrak.

“Seperti misalnya Temanggung dengan tembakau-nya. Namun setelah panen tidak tahu lagi bagaimana kondisinya,” ujar Sigit, seraya memberi sinyal akan ketidakpastian pasar sepeda motor semester kedua 2016.

Luar Jawa-Bali

Sigit menyampaikan, jika wilayah Jawa-Bali masih bisa diprediksi, sementara daerah di luar itu, khususnya Sumatera dan Kalimantan cukup sulit. Ini karena ketergantungan akan sektor komoditi sawit, karet dan tambang, yang saat ini dalam kondisi labil.

“Sementara Sulawesi masih lebih baik dibanding Sumatera dan Kalimantan. Ini karena Sulawesi masih cukup bervariasi komoditinya, sedangkan Sumatera hanya sawit dan karet, lalu Kalimantan tambang. Kalimantan Timur contohnya, yang turun dari angka 8.000-10.000 unit, namun saat ini tinggal 4.000 unit, tidak tahu sampai kapan,” kata Sigit.

Penulis: Ghulam Muhammad Nayazri
Editor : Agung Kurniawan