Tingkatkan Kualitas SDM, Kemenperin Optimalkan Balai Diklat Industri - Kompas.com
Jumat, 17 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Tingkatkan Kualitas SDM, Kemenperin Optimalkan Balai Diklat Industri

Senin, 22 Agustus 2016 | 17:45 WIB
Pramdia Arhando Julianto Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menghadiri pengukuhan pengurus HIMKI di Kemenperin, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia bidang industri, Kementerian Perindustrian akan mengoptimalkan peran Balai Diklat Industri (BDI).

Saat ini, Kemenperin tengah menginisiasi penerapan sistem three in one, yaitu pelatihan, sertifikasi, dan penempatan.

”Saya mengapresiasi program diklat berbasis three in one ini karena merupakan salah satu pendidikan vokasi berbasis kompetensi untuk menyiapkan tenaga kerja ahli di sektor industri,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Balai Diklat Industri Jakarta, Senin (22/8/2016).

Saat ini sebanyak 300 siswa mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) operator mesin industri garmen di Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta.

Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan selama 21 hari, mulai tanggal 22 Agustus hingga 11 September 2016.

Diklat tersebut diikuti peserta yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Lampung.

“Kurikulum pelatihan meliputi pengenalan mesin jahit high speed, pengoperasian mesin garmen, membuat pola dasar, pengetahuan quality control dan K3, pelatihan menjahit, kewirausahaan, motivasi, dan kepemimpinan,” papar Syarif.

Sementara itu, menurut Menperin, diklat ini dilaksanakan sebagai upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri yang terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kinerja sektor padat karya tersebut.

“Lulusan diklat ini nantinya tidak saja bekerja pada tingkat operator, tetapi juga diharapkan untuk tingkat ahli yang setara dengan pendidikan diploma 1 sampai diploma 4,” ujarnya.

Tingginya permintaan SDM berkualitas tecermin dari data permintaan industri terhadap tenaga ahli lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung yang dimiliki Kemenperin.

Setiap tahun, permintaan dari industri mencapai 500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun.

Oleh karena itu, lanjut Menperin, pihaknya telah menyelenggarakan program pendidikan diploma 1 dan diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang sejak tahun 2012.

“Langkah-langkah ini sebagai upaya strategis kami untuk memenuhi permintaan tenaga kerja tingkat ahli di sektor industri TPT,” tutur Menperin.

Penulis: Pramdia Arhando Julianto
Editor : M Fajar Marta