Upacara Kemerdekaan dan Kritik terhadap Ahok... - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Upacara Kemerdekaan dan Kritik terhadap Ahok...

Kamis, 18 Agustus 2016 | 08:10 WIB
Kompas.com/David Oliver Purba Rabu (17/8/2016), musisi Ahmad Dhani saat menjadi pembina upacara di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan hari kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia, Rabu (17/8/2016), juga dirayakan di lokasi-lokasi penertiban di Jakarta.

Salah satunya di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara yang beberapa waktu lalu diterbitkan Pemprov DKI Jakarta.

Demikian juga di kawasan Bukit Duri yang beberapa pekan lagi akan dibongkar Pemprov DKI untuk proyek normalisasi Kali Ciliwung.

(Baca juga: Ahmad Dhani Sindir Jokowi, Megawati, Wiranto, Luhut, hingga Tiga Partai Pendukung Ahok)

Dari dua lokasi ini, terdengar kencang suara-suara yang memprotes kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Tokoh-tokoh yang selama ini gencar mengkritik Basuki turut ambil bagian dalam perayaan kemerdekaan di lokasi itu.

Musisi Ahmad Dhani menjadi pembina upacara dalam acara peringatan hari kemerdekaan yang diadakan warga Pasar Ikan di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (17/8/2016).

Saat menjadi pembina upacara, Dhani menyampaikan bahwa upacara kemerdekaan yang diadakan di Pasar Ikan lebih khidmat dibandingkan dengan yang digelar di Istana Negara atau di Balai Kota.

Dhani bahkan menyebut bahwa upacara di Balai Kota DKI Jakarta hanya retorika.

"Acara 17 tahun di sini lebih khidmat dibanding 17-an di Istana Negara, apalagi di Balai Kota (DKI), di sana hanya retorika, palsu," ujar Dhani.

Mendengar pernyataan itu, ratusan warga Pasar Ikan lantas berteriak seperti mengejek Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Huuuuu, lengserkan Ahok," teriak warga.

Selain Ahmad Dhani, aktivis Ratna Sarumpaet dan Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal hadir dalam acara di Pasar Ikan tersebut.

Mereka bertiga mendeklarasikan diri sebagai "Trio Penjegal Ahok" pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

(Baca juga: Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, dan Said Iqbal Deklarasikan Diri sebagai Trio Penjegal Ahok)

Dengan lantang, Dhani menegaskan bahwa mereka bertiga akan berusaha menjegal Ahok agar tidak kembali terpilih menjadi Gubernur DKI.

Dhani yakin penolakan terhadap Ahok tidak hanya akan dilakukan di Jakarta Utara dan Jakarta Selatan, tetapi juga di semua wilayah di Ibu Kota.

"Tiga orang ini akan menggerus suaranya Ahok, lihat muka-mukanya. Kami akan berusaha mati-matian sampai penghabisan supaya Ahok tidak lagi jadi gubernur. Kalau Jakarta Utara pasti menolak, pokoknya jangan Ahok," ujar Dhani.

Rizal Ramli di Bukit Duri

Awalnya, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli sempat disebut-sebut akan hadir pada perayaan kemerdekaan di Pasar Ikan.

Namun, Rizal Ramli justru hadir di tengah warga Bukit Duri untuk mengikuti upacara di sana. (Baca juga: Rizal Ramli: Apakah Penggusuran Sesuai dengan Pancasila?)

Pada upacara tersebut, Rizal diminta memberikan amanat upacara di tempat yang rencananya akan digusur Pemprov DKI tersebut.

Ketika itu, Rizal mengatakan bahwa penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta tidak sesuai dengan Pancasila.

"Saya tanyakan kepada warga apakah rencana penggusuran Kampung Bukit Duri ini sesuai dengan Pancasila apa enggak? Jawaban warga sama sekali tidak sesuai, bertentangan dengan peri kemanusiaan," ujar Rizal seusai upacara.

Menurut Rizal, penggusuran tersebut tidak pernah dilakukan dengan musyawarah bersama warga.

"Tidak ada musyawarah, rakyat tidak didengarkan suaranya, dan sama sekali tidak ada keadilan sosial," kata dia.

Ia berpendapat bahwa program normalisasi Ciliwung memang perlu dilakukan untuk mencegah banjir, tetapi tidak dengan cara menggusur warga.

Rizal mengatakan, sebaiknya Pemprov DKI melakukan penataan kota. (Baca juga: Rizal Ramli Akan Pelajari Usulan Kampung Susun dari Warga Bukit Duri)

Pemprov DKI Jakarta, kata dia, bisa membangun kampung susun atau apartemen di area tempat tinggal warga sehingga warga tak harus pindah ke rusun yang lokasinya jauh dari tempat semula mereka tinggal. 

Kompas TV Tolak Relokasi, Nelayan Bertahan di Tenda



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Jessi Carina
Editor : Icha Rastika