Pemerintah Patok Harga Daging Sapi di Jakarta Paling Mahal Rp 80.000 Per Kilogram - Kompas.com
Sabtu, 18 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Pemerintah Patok Harga Daging Sapi di Jakarta Paling Mahal Rp 80.000 Per Kilogram

Senin, 15 Agustus 2016 | 21:12 WIB
KOMPAS.com/SUKOCO Penjual daging sapi segar di Nunukan.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sepakat untuk mematok harga daging sapi di Jakarta paling mahal Rp 80.000 kilogram (kg).

Upaya stabilisasi harga daging sapi di wilayah ibu kota ini dilakukan melalui kerjasama antara Perum Bulog dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ditunjuk.

Amran mengatakan, dalam waktu dekat akan digelontorkan 10.000 ton daging sapi untuk didistribusikan di pasar-pasar atau outlet PD Pasar Jaya.

"Insya Allah dalam waktu dekat barangnya tiba. Ada kurang lebih 10.000 ton merata. Dan semua harganya di bawah Rp 80.000 per kg. Itu yang perlu kami tekankan. Itu kesepakatan kita dengan Mendag dan Gubernur DKI Jakarta tadi," kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/8/2016).

Lebih jauh Amran mengatakan, pasokan daging sapi tersebut bisa dari dalam negeri dan bisa dari impor. Akan tetapi dia tidak menjawab dengan lugas bahwa 10.000 ton daging sapi itu berasal dari importasi atau lokal.

Amran hanya menegaskan, saat ini sebanyak 95 persen kebutuhan daging sapi di wilayah Jabodetabek dipenuhi dari impor. Amran optimistis, cara ini akan berhasil menekan harga daging sapi yang masih melambung tinggi di Jakarta.

"Daging sapi masih impor, tetapi impor ini kami khususkan untuk Jabodetabek, karena 95 persen kebutuhannya dipenuhi oleh impor. Tetapi, kalau daerah lain katakanlah Jawa Timur atau Jawa Barat meminta (disuplai) karena harga di sana terlalu bergejolak, pemerintah akan suplai ke sana," pungkas Amran.

Penulis: Estu Suryowati
Editor : Bambang Priyo Jatmiko