Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah pernah meminta izin kepadanya untuk menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.
"Dia permisi sama saya, 'Boleh enggak Pak saya jadi Ketua PWNU DKI? Untuk galang massa atau apa.' Saya bilang, boleh," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Basuki membebaskan Saefullah jika berencana maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Meski demikian, hingga kini, Saefullah belum akan mengundurkan diri dari PNS untuk mencalonkan diri sebagai gubernur atau wakil gubernur.
Dia mengapresiasi jika Saefullah benar-benar maju Pilkada DKI. Sebab, kata Basuki, Saefullah telah memiliki basis massa.
"Orang saya juga dapat kausnya kok. Kaus 'Sahabat Saefullah' terus 'Sahabat Bang Ipul'," kata Basuki.
Basuki memberi uang operasional sebesar Rp 100 juta tiap bulannya kepada Saefullah. Uang itu, lanjut dia, dapat pula dipergunakan untuk menggalang massa.
Saefullah sebelumnya masuk dalam penjaringan bakal calon gubernur dari Partai Gerindra. Namun, akhirnya, dia tidak masuk pada tiga besar calon gubernur yang dipilih Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Gerindra memilih Sandiaga sebagai bakal calon gubernur.
Kemudian, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas "menjodohkan" Saefullah dengan pengusaha Sandiaga Uno untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Penulis | : Kurnia Sari Aziza |
Editor | : Ana Shofiana Syatiri |