Jembatan Putus Kena Banjir, Polisi Menyeberang dengan Tali untuk Kejar Tersangka - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Jembatan Putus Kena Banjir, Polisi Menyeberang dengan Tali untuk Kejar Tersangka

Minggu, 7 Agustus 2016 | 11:58 WIB
KOMPAS.Com Hujan deras sejak dua hari terakhir menyebakan jembatan desa yang menghubungkan desa-desa lain di sekitarnya terputus dihantam banjir bah, sejak sabtu kemarin. Sejumlah warga nekad menyeberangi sungai dengan menggunakan tali yang ditambatkan di kedua siis sungai.

MAMUJU UTARA, KOMPAS.com - Sebuah jembatan Desa Ombi yang menghubungkan kecamatan dan desa-desa lain di Kecamatan Bulutaba, Mamuju Utara, Sulawesi Barat, ambruk dan terputus dihantam banjir sejak Sabtu (6/8/2016).

Warga yang hendak bepergian ke luar atau kembali ke desa terpaksa menyebrangi sungai menggunakan tali yang ditambatkan di kedua sisi sungai agar tidak terseret arus deras banjir.

Banjir akibat luapan air Sungai Ho itu juga merendam pemukiman warga dan ratusan hektar tanaman pertanian di desa tersebut.

Tim gabungan Polres Mamuju Utara yang hendak memburu empat tersangka pelaku pemerkosaan bocah kelas VI SD di Bulutaba juga sempat tertahan banjir deras.

Polisi baru berhasil melewati lokasi banjir setelah menyeberang sungai dengan bantuan tali. Seorang polisi nyaris terseret arus air karena mencoba menyeberangi sungai tanpa bantuan peralatan apa pun.

Banjir di desa ini diduga terjadi akibat penebangan liar pohon-pohon di muara Sungai Ho serta pendangkalan muara sungai yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

Wayan Galung, warga Dusun Tata, mengeluhkan banjir yang kerap terjadi selama dua bulan terakhir.

Rumahnya terletak di pemukiman tidak jauh dari muara sungai dan kerap menjadi langganan banjir hampir setiap kali hujan deras terjadi.

"Banjir hari ini adalah yang kesekian kalinya. Tapi hari ini yang terparah karena jembatan putus," tutur Wayan.

Wayan tidak bisa beraktivitas ke luar desa karena jalan penghubung antardesa ikut terputus.

Adapun warga lain yang hidupnya mayoritas bertani dan berkebun kecewa karena hasil ladang dan sawah mereka rusak akibat terendam air bah.

Penulis: Kontributor Polewali, Junaedi
Editor : Laksono Hari Wiwoho