"Survei yang Simpulkan Sandiaga Tak Direkomendasikan Jadi Cagub Itu 'Teror Ilmiah'" - Kompas.com
Kamis, 4 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

"Survei yang Simpulkan Sandiaga Tak Direkomendasikan Jadi Cagub Itu 'Teror Ilmiah'"

Selasa, 2 Agustus 2016 | 13:58 WIB
Kahfi Dirga Cahya Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno usai konsolidasi DPD Partai Gerindra DKI Jakarta di Gedung KNPI, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (23/7/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim penjaringan cagub DKI dari Partai Gerindra Syarif menanggapi dingin hasil survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia yang menyebutkan bahwa Sandiaga Uno termasuk tokoh yang tidak direkomendasikan pakar menjadi gubernur DKI Jakarta.

"Rilis Laboratorium Psikologi UI yang menyimpulkan bahwa Sandiaga Uno yang paling tidak direkomendasikan (jadi gubernur DKI), saya sebut sebagai sebuah teror ilmiah tanda kutip," kata Syarif kepada wartawan, Selasa (2/8/2016).

Sandiaga merupakan bakal calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung Gerindra.

(Baca juga: Tak Lirik Ahok, PPP Buka Kemungkinan Ikut Usung Sandiaga Uno)

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memilih Sandiaga dalam Rapat Koordinasi Nasional yang digelar di Hambalang, Bogor.

Adapun survei yang menyebutkan bahwa Sandiaga termasuk bakal calon gubernur yang tidak direkomendikan para pakar itu digelar Laboratorium Psikologi Politik UI dari 9 Juni 2016 hingga 28 Juli 2016.

Survei ini dilakukan dalam dua tahap, yakni focus group discussion (FGD) dan survei opinion leader.

Sebanyak 206 orang pakar yang 60 persen lebih berlatar belakang profesor dan doktor diibatkan dalam survei ini.

Mereka diminta untuk menilai sembilan tokoh yang telah dipilih melalui FGD sebelum survei opinion leader.

Hasilnya, pakar hukum tata pidana Yusril Ihza Mahendra merupakan tokoh paling tidak direkomendasikan dengan mendapat 43,8 persen.

Setelah itu, Sandiaga Uno sebanyak 29,78 persen, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin sebanyak 17,3 persen.

(Baca juga: Taufik Yakin, Sjafrie dan Yusril Akan Terima Keputusan Gerindra Pilih Sandiaga)

 

Sementara itu, menurut Syarif, metodologi survei tersebut rawan didebat. Sebab, lanjut dia, pihak penilai dalam survei tersebut tidak bertatap muka dengan tokoh yang dinilai.

"Metodologi yang dibuat rentan diperdebatkan, salah satunya adalah menilai tokoh-tokoh itu dari jarak jauh. Sepatutnya tokoh-tokoh itu di-assessment langsung bertatatap muka," kata Syarif.

Kompas TV Selain Gerindra, Sandiaga Juga Didukung PKS?



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Kurnia Sari Aziza
Editor : Icha Rastika