Aturan Ganjil Genap Bisa Pancing Penjualan Mobkas - Kompas.com
Minggu, 28 April 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Aturan Ganjil Genap Bisa Pancing Penjualan Mobkas

Sabtu, 30 Juli 2016 | 17:22 WIB
Stanly/Otomania Mobkas Mobil88

Jakarta, Otomania - Aturan pelat nomor polisi (nopol) ganjil-genap resmi di uji coba sejak Rabu (27/7/2016). Walau baru, namun sudah menimbulkan spekulasi untuk mengakali aturan ini. Mulai dari pemalsuan pelat nomor, sampai memancing orang membeli mobil lagi, baik baru atau pun bekas (Mobkas).

Menanggapi hal ini, Chief Operating Officer Mobil88 Halomoan Fischer, mengatakan kemungkinan besar untuk membeli agak berat, namun bisa jadi dengan opsi tukar tambah.

"Kalau bela-belain beli saya rasa tidak juga, tapi kemungkinan besarnya banyak yang tukar tambah bila sudah punya dua mobil," ucap Fischer kepada Otomania, Jumat (29/7/2016).

Menurutnya, bila seseorang memiliki dua mobil dengan jenis pelat yang sama, kemungkinan besar salah satunya akan ditukar tambah dan mencari Mobkas dengan nopol yang beda. Dengan begitu orang bisa tetap melakukan aktifitas menggunakan mobil tanpa repot dengan aturan ganjil-genap.

"Sanksinya berat kalau ketahuan memalsukan pelat nomor, jadi solusinya mungkin tukar salah satu mobil buat mereka yang punya dua mobil dengan pelat yang sama," kata Fischer.

Jessi Carina Petugas Dishub sedang membagikan pamflet berisi informasi sistem ganjil genap kepada pengemudi mobil berpelat genap. Pada Rabu, (27/7/2016), hanya kendaraan pelat ganjil yang bisa melintasi kawasan ganjil genap.

Hal senada juga diutarakan Budiyanto pemilik diler Mobkas Anugrah Mobilindo Perkasa di MGK, Kemayoran. Menurutnya kemungkinan orang untuk membeli Mobkas cuma karena adanya aturan ganjilp-genap sangat tipis, apalagi harga mobil meski bekas tidak murah.

"Tidak sampai segitunya, kemungkinan besar malah orang lebih rela memalsukan pelat nomor, atau paling mungkin itu dia beli kendaraan lain yang lebih murah dan fleksibel seperti sepeda motor. Jadi kalau pas sedang ada atruan dia pergi kerja naik motor," ucap Budiyanto saat dihubungi Otomania, Sabtu (30/7/2016).

Penulis: Stanly Ravel
Editor : Agung Kurniawan