Akibat "Brexit," Inggris Kehilangan Peringkat Kredit Bergengsi - Kompas.com
Senin, 1 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Akibat "Brexit," Inggris Kehilangan Peringkat Kredit Bergengsi

Selasa, 28 Juni 2016 | 13:15 WIB
AP/A Young-joon Bursa bereaksi atas Brexit, Inggris keluar dari UE.

LONDON, KOMPAS.com - Inggris telah kehilangan peringkat kredit bergengsi AAA dari lembaga pemeringkatan Standard & Poor's (S&P) menyusul hasil referendum yang memilih negara tersebut keluar dari Uni Eropa.

S&P menyatakan keputusan untuk memilih Brexit dapat mengganggu performa ekonomi Inggris.

"Hasil referendum dapat berdampak pada kemerosotan kinerja ekonomi Inggris, termasuk sektor jasa keuangan," tulis S&P dalam laporannya seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/6/2016).

Adapun lembaga pemeringkatan Fitch Ratings menurunkan peringkat Inggris dari AA+ menjadi AA.

Fitch Ratings pun memproyeksikan terjadinya perlambatan tajam pada pertumbuhan ekonomi Inggris dalam jangka pendek.

Dengan demikian, hanya S&P yang mempertahankan peringkat AAA untuk Inggris. Sebelumnya, pekan lalu lembaga pemeringkatan Moody's memangkas peringkat kredit Inggris menjadi negatif.

Penurunan peringkat semacam itu dapat mempengaruhi seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk meminjam uang kepada pasar keuangan internasional.

Teorinya, peringkat kredit yang tinggi akan memberikan tingkat bunga lebih rendah dan sebaliknya.

Menurut S&P, keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa akan berdampak kepada pelemahan prediktabilitas dan stabilitas pengambilan kebijakan di Inggris.

Tidak hanya itu, keefektifan kebijakan di negara tersebut juga akan melemah.

Sebelumnya Moody's menyatakan, hasil referendum akan mengganjar implikasi negatif bagi outlook pertumbuhan Inggris dalam jangka menengah.

Selain itu, Moody's juga menurunkan peringkat utang Inggris dari "stabil" menjadi "negatif."

"Dalam pandangan Moody's, efek negatif dari pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah akan berpengaruh pada penghematan fiskal. Inggris adalah salah satu negara maju yang memiliki defisit anggaran terbesar," jelas Moody's.

Kompas TV Infografis: Apa itu Brexit?



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Aprillia Ika