Gara-gara "Brexit," Kekayaan Bill Gates Lenyap 1 Miliar Dollar AS - Kompas.com
Rabu, 3 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Gara-gara "Brexit," Kekayaan Bill Gates Lenyap 1 Miliar Dollar AS

Minggu, 26 Juni 2016 | 12:45 WIB
Gatesnotes.com Bill Gates melepas nyamuk penangkal wabah demam berdarah

NEW YORK, KOMPAS.com - Referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa pada 23 Juni 2016 lalu juga berdampak pada merosotnya kekayaan para orang super kaya di seluruh dunia.

Sebanyak 400 orang terkaya dunia kehilangan 127,4 miliar dollar AS pada Jumat (24/6/2016) akibat goyangnya pasar ekuitas global menanggapi hasil referendum tersebut.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, para miliarder tersebut kehilangan 3,2 persen dari total kekayaan mereka.

Adapun kombinasi jumlahnya mencapai 3,9 triliun dollar AS. Miliarder yang paling banyak kehilangan kekayaannya akibat Brexit adalah orang terkaya di Eropa, Amancio Ortega.

Pria asal Spanyol pemilik jaringan ritel mode Inditex, Zara, dan banyak merek lainnya tersebut kehilangan lebih dari 6 miliar dollar AS kekayaannya.

Adapun sembilan orang lainnya kehilangan lebih dari 1 miliar dollar AS. Beberapa orang tersebut antara lain pendiri Microsoft Bill Gates, pendiri Amazon Jeff Bezos, dan Gerald Cavendish Grosvenor yang merupakan orang terkaya di Inggris.

15 orang terkaya di Inggris, termasuk Grosvenor, secara keseluruhan kehilangan 5,5 miliar dollar AS harta mereka setelah hasil referendum resmi memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa.

Grosvenor berada pada peringkat teratas miliarder Inggris yang harus rela hartanya berkurang.

Selain Grosvenor, beberapa orang super kaya Inggris lainnya yang kehilangan kekayaannya antara lain pemilik jaringan ritel mode Topshop Philip Green, serta bangsawan juragan tanah Charles Cadogan dan Bruno Schroder.

Schroder adalah pemegang saham mayoritas perusahaan manajemen investasi Schroders Plc.

Kompas TV Infografis: Apa itu Brexit?



Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Aprillia Ika
Sumber: Bloomberg