Kapolri Heran Pemberitaan Penangkapan Teroris di Surabaya Tak Seheboh Bom Thamrin - Kompas.com
Rabu, 24 April 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kapolri Heran Pemberitaan Penangkapan Teroris di Surabaya Tak Seheboh Bom Thamrin

Senin, 20 Juni 2016 | 20:19 WIB
Ambaranie Nadia K.M Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan pemberitaan media sedikit banyak mempengaruhi opini publik.

Badrodin menuturkan media bisa mempengaruhi pemikiran masyarakat. Yang membuat Badrodin heran, pemberitaan terkait kelompok teroris yang ditangkap di Surabaya lebih jarang diperbincangkan daripada pengeboman di kawasan M.H. Thamrin, Jakarta Selatan.

Padahal, kata Badrodin, daya ledak bom di Surabaya bisa lebih besar ketimbang ledakan di Thamrin.

"Saya kemarin berpikir, kenapa kalau ada bom meledak beritanya besar sekali. Dan berhari-hari tidak selesai sampai sebulan seperti bom Thamrin. Padahal bomnya tidak besar, termasuk low explosive," ujar Badrodin dalam sambutannya di acara buka puasa bersama di Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/6/2016).

(Baca: Teroris yang Ditangkap di Surabaya Berguru Ilmu Radikal di Lapas)

Badrodin membandingkannya dengan bom yang ditemukan dari tangan kelompok teroris di Surabaya yang disebut berdaya ledak tinggi. Namun, pemberitaannya hanya bertahan tiga hari sebelum meredup.

"Padahal ini prestasi polisi. Ini patut kita apresiasi," kata Badrodin. Jika bom tersebut meledak sebelum kelompok terorisnya ditangkap, Badrodin meyakini ini akan menjadi pemberitaan besar.

Namun, menurut dia, lebih baik mencegah peledakan terjadi daripada banyak korban terlanjur bergelimpangan. "Tapi saya bilang ke Densus, jangan coba-coba diledakkan dulu baru diungkap. Harus ditangkap sebelum meledak," kata Badrodin.

Kelompok teroris di Surabaya diketahui mengincar polisi. Para tersangka mencoba melawan balik atas apa yang polisi lakukan terhadap teroris yang mereka anggap kawan.

Berdasarkan pengakuan para tersangka, mereka berpedoman pada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kelompok itu kerap melihat cara ISIS menyebarkan ajarannya melalui media sosial dan tayangan video.

(Baca: Polri: Tak Hanya Terinspirasi, Teroris di Surabaya Berafiliasi dengan ISIS)

Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri menangkap PHP, BRN, S, dan FN, awal bulan ini. Menurut catatan polisi, BRN pernah bekerja untuk Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal, petinggi ISIS asal Malang. Terlebih lagi beberapa di antara keempat orang itu diketahui berguru ilmu radikal dengan terpidana teroris semenjak berada di lembaga pemasyarakatan.

Saat dilakukan penangkapan, Densus 88 menyita barang bukti berupa tiga bom aktif berdaya ledak tinggi, dua pucuk senjata api laras panjang, senjata api laras pendek, cairan kimia, sangkur, hingga ponsel. Polisi menduga mereka juga berencana untuk melakukan bom bunuh diri di pusat keramaian.

Kompas TV Teroris Berencana Teror Surabaya Kayak Thamrin?



 

Penulis: Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor : Krisiandi