CEO Starbucks Pernah Putus Asa dan Hampir Menyerah - Kompas.com
Sabtu, 18 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

CEO Starbucks Pernah Putus Asa dan Hampir Menyerah

Senin, 20 Juni 2016 | 07:00 WIB
Thinkstockphotos Ilustrasi

NEW YORK, KOMPAS.com - Howard Schultz tidak hanya dikenal sebagai CEO jaringan gerai kopi ternama Starbucks, namun juga seorang miliarder yang merintis usahanya dari bawah.

Akan tetapi, tidak banyak yang tahu bahwa Schultz pernah begitu putus asa dan nyaris menyerah untuk membangun kopi impiannya.

Dalam sebuah seri wawancara orang tua-anak yang dirilis Huffington Post bertajuk Talk To Me, Schultz berbincang dengan sang putra, Jordan Schultz.

Ia bercerita tentang momen di mana ia hampir saja menanggalkan impiannya untuk memiliki perusahaan kopi yang sukses.

Setelah berjuang selama bertahun-tahun, Schultz hampir saja berhenti berusaha setelah terlibat pembicaraan dengan ayah mertuanya.

Sang mertua mendorong Schultz untuk berhenti melakukan hobinya, yakni berkutat dengan kopi.

Untungnya, Schultz juga sempat berbincang dengan Sheri, sang istri yang kala itu tengah mengandung dan merupakan satu-satunya pencari nafkah di dalam keluarga muda itu.

Schultz pun berubah pikiran. "Ia (Sheri) berkata, 'Kita akan mengejar mimpi yang kau miliki ini. Kita akan melihatnya terwujud.' Dan sampailah kita di masa seperti ini," ujar Schultz kepada sang putra.

Schultz pun berpesan kepada para orang tua tentang pentingnya para orang tua yang sudah sukses tidak terlibat terlalu jauh dan membiarkan anak-anak mengejar mimpi mereka sendiri.

"Kami (orang tua) akan membantu kalian kalau dibutuhkan, tapi kalian harus mewujudkan mimpi kalian sendiri, apa yang kalian sukai, dan ke depannya pasti akan berbuah manis," ungkap Schultz.

Di akhir wawancara, Schultz pun berpesan kepada sang putra untuk tidak menjadi seseorang yang hanya mengamati.

Ia meminta sang putra untuk menjadi orang yang bertindak, memiliki rasa ingin tahu, dan tak takut menciptakan perbedaan.

Kompas TV Kopi Sumatera No. 1 di Starbucks?



Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Aprillia Ika
Sumber: Business Insider