Hacker Pasang “Bendera Pelangi” di Twitter Pro ISIS - Kompas.com
Sabtu, 18 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Hacker Pasang “Bendera Pelangi” di Twitter Pro ISIS

Minggu, 19 Juni 2016 | 09:11 WIB
Cnet Salah satu akun pro ISIS yang diserang hacker

KOMPAS.com - Pasca tragedi penembakan Orlando, seorang peretas (hacker) yang diasosiasikan dengan kelompok Anonymous meretas akun Twitter pro Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sang hacker, yang menyebut dirinya sebagai WauchulaGhost, membanjiri akun pro ISIS dengan berbagai materi bertema LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender). Mulai dari simbol, foto-foto tertentu, hingga kicauan yang bernada memberi peringatan pada ISIS.

Seperti dilansir KompasTekno dari Cnet, Minggu (19/6/2016), tampilan salah satu akun pro ISIS yang diubah dengan header berupa bendera pelangi, simbol yang identik dengan kaum LGBT.

Sedangkan foto profil akun itu diganti dengan meme bertuliskan, “I’m gay and I’m proud” atau dalam bahasa Indonesia berarti, “Saya pecinta sesama dan saya bangga”.

Hacker juga sempat mengicaukan pernyataan melalui akun pro ISIS itu. Isinya berupa foto bendera pelangi serta kata-kata yang ditujukan pada para korban penembakan di sebuah klub homoseksual di Orlando.

To the Families & Victims of #Orlando We will Not forget. #DaeshBags, #ExpectUs, OpDaesh #Anonymous #GhostOfNoNation,” kicau akun tersebut.



Aksi balasan

Sang peretas, dalam sebuah wawancara dengan CNN Money, mengakui bahwa aksinya merupakan balasan atas peristiwa penembakan yang menewaskan 49 orang di sebuah klub di Orlando.

Pelaku penembakan yang dimaksud bernama Omar Mateen, memang sempat menghubungi polisi dan mengaku sebagai pengikut setia ISIS sebelum melakukan aksinya.

“Anda sudah membunuh orang-orang tak bersalah. Saya bertindak seperti ini karena merasa ada sesuatu yang bisa saya lakukan pada ISIS demi melindungi orang-orang itu,” terang sang hacker.

Sekadar diketahui, ISIS memang memakai media sosial sebagai alat untuk menyebarkan propaganda. Salah satunya adalah Twitter.

Namun sejak tahun lalu, layanan microblogging tersebut sudah menyatakan perang terhadap tindakan radikal tersebut. Twitter menutup berbagai akun yang diduga berkaitan atau dipakai sebagai alat propaganda ISIS.

Pada Februari lalu, Twitter mengaku sudah berhasil menghapus lebih kurang 125.000 akun yang terkait ISIS. Sementara itu kelompok teroris tersebut tetap saja berkeras dan berkali-kali membuka akun lain untuk menggantikan yang sudah dihapus.

Penulis: Yoga Hastyadi Widiartanto
Editor : Reska K. Nistanto
Sumber: CNET