Apple Sudah Tak seperti Dulu - Kompas.com
Rabu, 26 Juni 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Apple Sudah Tak seperti Dulu

Senin, 13 Juni 2016 | 12:14 WIB
Wicaksono Surya Hidayat/ KOMPAS.com Logo Apple di salah satu sisi gedung toko barunya di kota San Francisco, AS

KOMPAS.com - Apple dinilai sudah tidak seperti dulu lagi, alias banyak berubah. Hal ini tecermin dari jenis-jenis produk yang dilepas ke pasar dan masalah yang ditimbulkannya.

Dulu, ketika Steve Jobs, sang pendiri perusahaan, masih hidup dan memimpin, Apple terlihat menonjolkan desain yang sederhana. Anda bisa melihatnya dari sisi hardware, software, strategi marketing, organisasi Apple, bahkan dari kardus penjualan.

Ada konsep "Think Different" yang intinya adalah menciptakan desain memesona, berbeda, dan sederhana. Sehingga, saking sederhananya, konsumen hanya perlu membeli dan langsung memakai, tanpa perlu ribet memikirkan cara pengoperasian. 

Akan tetapi, itu semua hanya terjadi pada masa Jobs. Setelah Jobs meninggal dan kursi kepemimpinan diserahkan ke Tim Cook, perlahan produk Apple mulai berubah, tidak lagi sederhana.

"Makin banyak orang yang merasa bahwa Cook tak sesederhana Jobs. Mereka melihat lini produk Apple semakin rumit, nama produk jadi membingungkan dan produknya sendiri pun rumit," ujar Ken Segall, pria yang pernah bekerja sebagai direktur kreatif untuk Apple era Jobs.

Apa yang berubah dari Apple?

Lini produk Apple berkembang semakin banyak dan rumit. Bayangkan saja, sekarang mereka menjual tiga jenis iPhone yang berbeda, empat jenis iPad, dan tiga jenis laptop MacBook.

Kemudian masih ada Apple Watch, arloji pintar dengan berbagai pilihan ukuran dan strap. Ada juga iPod, produk lawas yang kini telah berkembang jadi beberapa jenis perangkat.

Dari sisi penamaan, Apple punya lini produk "S" yang cukup membingungkan. Nama ini disematkan pada produk lama yang diisi dengan sejumlah pembaruan hardware, misalnya fitur Touch ID.

Kendati demikian, pengguna tetap saja mendapatkan kesan bahwa produk tersebut lawas. Cuma sebuah pembaruan kecil dibandingkan produk tahun sebelumnya.

Konsumen jadi lebih sulit menentukan pilihan mereka karena kehadiran produk jenis "S" ini. Sementara itu, tim marketing pun mengalami kesulitan lebih besar untuk mengerjakan pemasarannya.

Satu hal yang perlu dicatat. Perluasan produk dan penamaan tersebut tak lepas dari tuntutan pasar. Kebutuhan konsumen semakin banyak dan Apple pun berusaha mengikutinya.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan ini, perusahaan yang peduli dengan kesederhanaan cenderung menawarkan pilihan produk yang sesuai, bukan memberikan pilihan yang seolah tak berbatas.

Menurut Segall, seperti dilansir KompasTekno dari Cnet, Senin (13/6/2016), walau Apple sudah berubah, tak ada produsen lain yang sanggup membuat produk sesederhana Apple.

Penulis: Yoga Hastyadi Widiartanto
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: CNET