Kalau Inggris Pilih "Brexit", Pasar Saham Eropa Bakal Hancur - Kompas.com
Rabu, 3 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kalau Inggris Pilih "Brexit", Pasar Saham Eropa Bakal Hancur

Senin, 13 Juni 2016 | 11:30 WIB
AFP/JUSTIN TALLIS Sebuah bus khas London melintas di Henry Prince Estate di London Selatan, Jumat (5/5/2016). Di tempat inilah Wali Kota London yang baru Sadiq Khan tinggal saat kanak-kanak. Khan adalah anak dari seorang sopir bus London yang menjadi Muslim pertama yang bisa menduduki jabatan wali kota di ibu kota negara-negara Eropa.

LONDON, KOMPAS.com - Sebuah studi teranyar menyatakan bahwa pasar saham Eropa bakal anjlok menuju kehancuran apabila warga Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa dalam referendum yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2016 mendatang.

Saham-saham Inggris akan kehilangan seperempat nilainya kalau "Brexit" terwujud. Studi tersebut dilakukan oleh perusahaan model risiko Axioma.

Dalam studinya, Axioma menggelar stress test yang terdiri dari 60 persen portfolio saham dan 40 persen obligasi.

"Akan ada gejolak pasar. Berdasarkan skenario stress test kami, diprediksi akan ada penurunan sebesar 24 persen terhadap ekuitas Inggris dalam dua hingga tiga bulan," kata Bill Morokoff, kepala riset Axioma seperti dikutip dari CNN Money, Senin (13/6/2016).

Morokoff juga menyatakan, saham-saham Eropa juga bisa anjlok sebesar 20 persen. Anjloknya pasar saham ini, kata dia, juga tidak terhindarkan di Amerika Serikat.

"Ada korelasi yang kuat dengan pasar-pasar saham AS. Sehingga, kita akan melihat dampaknya di sana pula," ungkap Morokoff.

Stress test yang dihelat Axioma didasarkan pada respon pasar terhadap gejolak besar di masa lalu, seperti krisis utang Eropa tahun 2009 dan peristiwa Black Wednesday tahun 1992.

Kala itu, nilai tukar mata uang poundsterling anjlok. Poundsterling telah melemah terhadap beberapa mata uang utama lainnya sejak rencana referendum diumumkan.

Nilai tukar mata uang Inggris ini juga semakin bergejolak seiring dengan makin dekatnya tanggal referendum.

Namun demikian, pasar saham relatif tenang. Morokoff menuturkan, jatuhnya poundsterling telah mendorong pasar karena saham-saham Inggris semakin murah untuk dibeli investor asing.

Kompas TV Jokowi Segera Miliki Helikopter Buatan Inggris Dan Italia



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Aprillia Ika
Sumber: CNN Money