Kaleidoskop 2016
Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..
Data Ketenagakerjaan AS di Mei Melemah, Prospek Kenaikan "Fed Rate" Memudar
Gedung Bank Sentral Amerika (The Fed).Terkait
- Khawatir Fed Naikkan Suku Bunga, Bursa AS Turun
- Imbas Rencana Fed Naikkan Suku Bunga: Saham Melemah, Dollar Naik
- Kekhawatiran Terhadap Kenaikan The Fed Rate Reda, Wall Street Ditutup Menguat
- Bursa AS Terkoreksi Akibat Ketidakpastian "Fed Rate", Minyak dan Emas Turun
- BI: The Fed Naikkan Suku Bunga, Ekonomi Indonesia Masih Tahan
- Yellen Beri Sinyal The Fed Naikkan Suku Bunga Dalam Hitungan Bulan
- Pejabat Fed: Pasar Global Tampak Siap untuk kenaikan Suku Bunga Acuan
- Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga The Fed Berdampak ke Indonesia
WASHINGTON, KOMPAS.com - Perekonomian Amerika Serikat (AS) hanya menciptakan sedikit lapangan kerja sepanjang Mei, dan menjadi data terlemah untuk lapangan kerja di AS dalam 5,5 tahun terakhir.
Pelemahan data ketenagakerjaan di AS didorong oleh turunnya tenaga kerja sektor manufaktur dan konstruksi. Pelemahan data ketenagakerjaan ini membuat prospek kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve, yakni Fed Rate, jadi sulit.
Menurut Kementerian Tenaga Kerja AS, lapangan kerja yang tercipta sepanjang Mei hanya 38.000 pekerjaan. Jumlah pekerja di Mei, tertekan sebanyak 34.000 pekerjaan akibat pemogokan pekerja Verizon.
"Ini bukanlah laporan yang baik, yang bisa memberikan opini bagi Fed untuk menunda kenaikan suku bunga pada Juni atau Juli. Sementara opini lain menyarankan kenaikan "nanti"," ujar eter Ireland, Dosen Ekonomi di Boston College.
Sebelumnya, Fed memberikan sinyak akan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat jika paparan data pekerjaan terus mmebaik dan data ekonomi secara keseluruhan di AS terus bertumbuh.
Para ekonom sebelumnya mengestimasi pertumbuhan pekerjaan di AS sepanjang Mei sebesar 164.000 pekerjaan. Sementara rerata pengangguran turun jadi 4,9 persen.
| Penulis | : Aprillia Ika |
| Editor | : Aprillia Ika |
| Sumber | : Reuters |
