Harga Minyak Sempat Sentuh 50 Dollar AS per Barel - Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Harga Minyak Sempat Sentuh 50 Dollar AS per Barel

Jumat, 27 Mei 2016 | 05:26 WIB
arabianbusiness.com Kilang minyak milik Aramco

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak sempat menyentuh 50 dollar AS per barel pada perdagangan Kamis (26/5/2016) atau Jumat (27/5/216) dini hari WIB. Level tersebut merupakan yang pertama dalam 7 bulan terakhir.

Namun kemudian turun tipis dibawah level tersebut. Sebab investor khawatir kenaikan harga akan memicu tambahan produksi negara-negara produsen minyak.

Beberapa hal yang memicu kenaikan harga minyak yakni tiak beroperasinya ladang minyak di Kanada akibat kebakaran besar, terganggunya sektor energi di Nigeria dan Libya, serta pelemahan ekonomi negara OPEC Venezuela membuat produksi sebanyak 4 juta barel per hari terganggu.

Brent dan WTI pada perdagangan berjagkanya naik hampir 90 persen dari harga terendah dalam 12 tahun pada musim dingin ini. Harga dua acuan harga minyak ini sudah bangkit separuhnya sejak tengah tahun 2014, setelah setahun sebelumnya diperdagangkan di harga 100 dollar per barel.

Menurut analis, kenaikan harga minyak diatas 50 dollar per barel bisa mendorong kenaikan produksi minyak , terutama di AS, untuk menyelamatkan produksinya. Hal itu bisa mendorong kenaikan suplai dan mendorong penjualan kembali (sell off).

"Kami melihat risiko jangka panjang untuk harga baru ini," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch & Associates di Chicago, AS. Menurut dia, Brent berpotensi turun hingga 47,50 dollar AS per barel.

Brent sendiri sempat naik ke level 50,51 dollar AS per barel pada perdagangan Kamis, sebelum akhirnya ditutup di level 49,59 dollar AS per barel.

Sementara WTI turun 8 sen di level 49,48 dollar AS per barel setelah sempat mencapai level 50,21 dollar AS per barel.

Analis melihat potensi harga minyak masih akan tersinkronisasi, sebab di beberapa negara terjadi tren negatif pada produksi minyak.

Di Nigeria, Chevron berhenti berproduksi akibat adanya serangan militer sehingga produksi ratusan ribu barel minyak mentah tertahan.

Investor akan menunggu pertemuan OPEC bulan depan untuk melihat apakah ada kenaikan produksi atau tidak di negara-negara produsen minyak ini. Risiko terbesarnya, Arab Saudi akan menaikkan produksinya dalam perang minyak dengan Iran dan Irak, menurut analis.

Kompas TV Inilah Perkiraan Penurunan Harga BBM



Penulis: Aprillia Ika
Editor : Aprillia Ika
Sumber: Reuters