Goldman Sachs Prediksi Era Harga Minyak Murah Segera Usai - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Goldman Sachs Prediksi Era Harga Minyak Murah Segera Usai

Selasa, 17 Mei 2016 | 09:30 WIB
TOTO SIHONO Ilustrasi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank investasi Goldman Sachs menyatakan pasar minyak telah berbalik menjadi defisit pada bulan Mei ini, setelah 2 tahun mengalami kelebihan pasokan.

Goldman Sachs pun memprediksi harga minyak akan menyentuh 50 dollar AS per barel pada paruh kedua tahun 2016.

Pada perdagangan Senin (16/5/2016) waktu setempat, indeks acuan minyak mentah AS naik 1,8 persen menjadi 47 dollar AS per barel. Ini adalah level tertinggi dalam lebih dari enam bulan.

"Pasar minyak sudah bergerak dari kejenuhan pasokan menjadi defisit dalam waktu yang lebih cepat dari perkiraan," kata analis Goldman Sachs dalam laporannya.

Kondisi ini disebabkan disrupsi pasokan dan kuatnya permintaan, khususnya di India, China, dan Rusia.

Seimbangnya kembali pasar minyak, kata Goldman Sachs, akhirnya dimulai kembali. Tahun lalu, Goldman Sachs menyatakan harga minyak bisa mencapai 20 dollar AS per barel dan derasnya pasokan bisa terjadi sampai akhir 2016.

Faktanya, pada bulan Februari lalu harga minyak jatuh ke kisaran 26 dollar AS per barel, terendah sejak 2003.

Namun demikian, pada bulan Maret lalu Goldman Sachs menyatakan kondisi derasnya pasokan dan anjloknya harga minyak cenderung tidak berkesinambungan dan prematur.

Kini, Goldman Sachs memprediksikan harga minyak berada pada kisaran 45 dollar AS per barel pada periode April hingga Juni 2016.

Akhirnya, pada paruh kedua 2016, harga minyak menanjak ke 50 dollar AS per barel. Harga minyak pun diprediksi akan turun lagi ke 45 dollar AS per barel pada awal tahun 2017.

Kemudian, harga akan mencapai 60 dollar AS per barel pada akhir tahun 2017.  (Baca: OPEC Akan Berakhir, Menurut Prediksi Bos Minyak Rekan Putin)

Kompas TV Bagaimana Harga Minyak Terbentuk?



Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Aprillia Ika
Sumber: CNN Money