Mudah Memar? Waspadai Gangguan Autoimun ITP - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Mudah Memar? Waspadai Gangguan Autoimun ITP

Senin, 18 April 2016 | 19:45 WIB
Shutterstock Ilustrasi memar

KOMPAS.com - Tubuh mudah memar, jika terjadi luka berdarah, pendarahan sulit berhenti. Sering mimisan dan menemukan darah pada urin dan feses. Jika Anda mengalami gejala seperti ini, periksakan diri ke dokter dengan memertimbangkan kemungkinan Anda mengalami gangguan autoimun yang disebut Immune Thrombocytopenic Purpura atau ITP. Ini adalah jenis autoimun bawaan.

 

ITP didefinisikan sebagai penyakit autoimun yang menyebabkan jumlah platelet (trombositopenia/trombosit) terisolasi yang rendah, dengan sumsum tulang normal dan tidak adanya penyebab lain dari trombositopenia. Hal ini menyebabkan ruam atau memar berkarakteristik tertentu dan pendarahan.

 

Trombosit adalah sel darah yang membantu dalam penggumpalan darah untuk mencegah dan menghentikan pendarahan. Normalnya trombosit berada di kisaran 150.000 – 450.000/mm3.

 

Dalam keadaan normal, umur trombosit sekitar 10 hari, sedangkan pada ITP, umur trombosit memendek menjadi 2-3 hari atau bahkan hanya beberapa menit saja.

 

Dua sindrom klinis ITP yang berbeda bermanifestasi sebagai kondisi akut pada anak-anak dan kondisi kronis pada orang dewasa. Bentuk akut sering diikuti dengan infeksi dan memiliki resolusi spontan dalam waktu dua bulan. ITP kronis berlanjut lebih dari enam bulan dengan penyebab spesifik yang tidak diketahui.

 

Diagnosis ITP dilihat dari jumlah trombosit yang rendah dalam tes darah lengkap (tes darah umum). Namun, karena diagnosis juga tergantung pada penyebab lain, penyelidikan tambahan (seperti biopsi sumsum tulang) mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.

 

Pada kasus ringan, observasi hati-hati mungkin diperlukan tapi jumlah trombosit yang sangat rendah atau perdarahan yang signifikan mungkin akan memerlukan pengobatan dengan kortikosteroid, imunoglobulin intravena, anti-D immunoglobulin, atau obat imunosupresif.

 

Transfusi trombosit dapat dilakukan namun kadang-kadang tubuh mengompensasinya dengan membentuk trombosit berukuran besar yang abnormal.

Penulis: Lily Turangan
Editor : Bestari Kumala Dewi