Wanita Ini Alergi dengan Keringat dan Air Matanya Sendiri - Kompas.com
Jumat, 17 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Wanita Ini Alergi dengan Keringat dan Air Matanya Sendiri

Senin, 18 April 2016 | 17:00 WIB
Ilustrasi.

KOMPAS.com - Keringat dan air mata merupakan salah satu bentuk sekresi cairan tubuh yang normal. Anehnya, ada seorang wanita yang justru alergi pada keringat dan air matanya sendiri.

Julie Reid (28) terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai instruktur senam di gym dan pengajar tari. Hal itu dilakukan karena Reid mengalami alergi yang langka.

"Setiap melakukan aktivitas fisik, saya akan gatal-gatal di mana-mana," kata Julie seperti dikutip dalam wawancara ABC News.

Setiap tubuhnya berkeringat atau terkena air mata, kulitnya akan gatal-gatal dan muncul kemerahan. Kondisi langka ini disebut kolinergik urtikaria.

Julie didiagnosis kondisi langka itu sejak tiga tahun lalu. Ia pun kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Menurut National Organization for Rare Disorders, hipersensitivitas ini mempengaruhi sekitar 4-5 persen orang Amerika. Umumnya, kondisi ini memang baru muncul antara usia 20- 39 tahun.

Para ahli menduga, kondisi langka ini terjadi ketika antibodi tertentu dalam sistem kekebalan tubuh seseorang menanggapi antigen atau zat yang memicu respon imun. Beberapa orang bahkan mengalami reaksi alergi saat memberi respon emosional, seperti terlalu bergembira, stres, hingga cemas.

Gatal-gatal pada tubuh bisa menghilang dalam waktu satu jam atau bertahan hingga enam minggu. Jika lebih dari itu, alergi sudah dianggap kronis.

Kondisi alergi ini diduga dipengaruhi neurotransmitter asetilkolin yang tidak normal. Namun, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengatasi alergi langka itu. Saat ini pengobatan standar menggunakan Atarax atau disebut ketotifen, untuk kasus yang lebih parah.

Dalam kasus ringan, pemberian antihistamin dapat membantu untuk meringankan rasa gatal-gatal dan mengurangi kemerahan. Bisa juga dengan krim topikal seperti benzoil skopolamin.

Julie berharap ilmu medis dapat segera menemukan cara terbaik untuk mengobati alerginya. Apalagi saat ini, obat-obatan untuk mengatasi alergi Julie belum ditanggung oleh asuransi kesehatan.

Penulis: Dian Maharani
Editor : Lusia Kus Anna
Sumber: WomensHealth