Rasanya Naik "Moge" Honda CBR500R di Ibu Kota - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Rasanya Naik "Moge" Honda CBR500R di Ibu Kota

Minggu, 3 April 2016 | 08:32 WIB
Setyo Adi/Otomania Honda CBR 500 R saat dicoba Kompas Otomotif

Jakarta, KompasOtomotif – Astra Honda Motor (AHM) baru saja meluncurkan produk sepeda motor berkubikasi besar (moge), Honda CBR500R, akhir Februari 2016. Satu bulan berlalu, akhirnya KompasOtomotif berkesempatan untuk menjajal moge Honda ini di jalanan Ibu Kota.

Meski tidak senyaman menggunakan tunggangan motor biasa (di bawah 250cc). Mengendarai sepeda moge "entry level" ini cukup mengasyikan. Buat sebagian biker, bisa dijadikan tren sendiri, mengendarai moge sebagai rutinitas harian. 

Sepintas memandang CBR500R, yang pertama kali terlintas di kepala yaitu bobotnya yang terkesan ringan, karena bodinya yang relatif slim. Namun saat dinaiki dan dikeluarkan dari parkiran (tanpa mesin menyala), ternyata bobotnya cukup terasa berat. Dari data spesifikasi, CBR500R punya berat hampir 200 kg (192 kg).

Setyo Adi/Otomania Posisi berkendara Honda CBR 500 R

Posisi Berkendara

Memiliki tinggi tempat duduk 785mm, membuat kaki KompasOtomotif dengan tinggi 171cm hampir menapak ideal di aspal. Kesan duduk pertama kali, sebelum moge Honda ini dijalankan, cukup nyaman.

Untuk merasakan kesan berkendara lebih dalam, akan lebih pas jika sembari diajak berjalan. Putar kunci kontak ke arah kanan, kemudian nyalakan mesin dengan tekan tombol starter elektrik. Suara mesin terdengar halus, lantas masuk ke gigi satu dan CBR500R siap berpetualang.

Dalam kondisi berjalan, posisi pijakan kaki berada sedikit mundur kebelakang (ala racing), namun tidak membuat kaki menekuk dalam, sehingga masih dalam posisi wajar. Sementara posisi badan tidak terlalu menunduk. Ini berimbas pada lengan, yang hanya sedikit terbebani oleh berat tubuh, sehingga tidak membuat tangan terlalu terasa pegal.

Kesan

Saat pertama kali mengendarai CBR500R, KompasOtomotif melakukan perjalanan dari Kantor Kompas Gramedia, di Jalan Palmerah Selatan, menuju Rawamangun, Jakarta Timur. Pada jalur yang dilewati tersebut, langsung disambut dengan kondisi macet.

Macet di sepanjang jalan dukuh atas hingga Manggarai, kemudian juga di jalan setelah menuju perempatan Matraman.

Dalam situasi itu, produk moge Honda tersebut cukup bersahabat diajak bermanuver, punya kestabilan dan kontrol kemudi (handling) mumpuni. Namun, untuk kebanyakan sepeda motor berkubikasi besar, panas mesin jadi salah satu ketidaknyamanan saat menghadapi jalan macet.

Penulis: Ghulam Muhammad Nayazri
Editor : Agung Kurniawan