Dibanding Malaysia, Devisa Indonesia dari Wisata Bahari Tertinggal Jauh - Kompas.com
Sabtu, 18 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Dibanding Malaysia, Devisa Indonesia dari Wisata Bahari Tertinggal Jauh

Jumat, 1 April 2016 | 00:00 WIB
Shutterstock Pulau Banda

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata menargetkan peningkatan devisa dari sektor wisata bahari di Indonesia naik empat kali lipat pada tahun 2019. Hal itu dinyatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutan acara Indonesia Dive Bussiness Forum 2016 di Jakarta Convention Center, Kamis (31/3/2016).

"Kita sepakat dari total devisa 10 milyar dolar AS di tahun 2014 akan jadi 20 milyar dolar AS di tahun 2019. Kalau wisata bahari, dari 1 milyar dolar AS jadi 4 milyar dolar AS," kata Arief.

Ia menyatakan total penerimaan dari sektor wisata bahari Indonesia pada tahun 2014 yakni 10 milyar dolar Amerika Serikat masih tertinggal jauh dengan devisa sektor wisata bahari Malaysia yakni telah mencapai angka 8 milyar dolar AS.

"Toh kalau tercapai peningkatan devisa sebanyak 4 kali lipat, Malaysia saat ini (devisanya) sudah 8 milyar dolar Amerika Serikat," jelasnya.

Di acara Indonesia Dive Bussiness Forum 2016 terdapat rangkaian acara konferensi, diskusi panel, lokakarya yang akan membahas tema-tema seperti konservaai kelautan, bisnis pariwisata, permodalan, pemasaran dan branding, fotografi bawah laut, serta penulisan dan jurnalistik.

IDBF 2016 diharapkan bisa menjadi wadah untuk membahas isu dan masalah penting terkait dengan pengembangan usaha wisata selam di Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Penulis: Wahyu Adityo Prodjo
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F