Joey Alexander Diakui Dunia, Indonesia Kecolongan? - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Joey Alexander Diakui Dunia, Indonesia Kecolongan?

Jumat, 18 Maret 2016 | 10:15 WIB
AFP PHOTO/ROBYN BECK Joey Alexander tampil dalam pergelaran Grammy Awards 2016 atau yang ke-58 di Staples Center, Los Angeles, California, AS. pada Senin (15/2/2016) malam waktu setempat.
JAKARTA, KOMPAS.com -- Setelah menetap di Amerika Serikat, pianis muda Indonesia, Joey Alexander (12), telah diakui dunia.

Ia bahkan mendapat dua nominasi Grammy Awards dan tampil di panggung perhelatan musik dunia itu. Ia juga sudah tampil di berbagai festival musik jazz di seluruh dunia.

Padahal saat masih tinggal di Indonesia, nama Joey kurang dikenal di Tanah Air.

"Kita enggak kecolongan. Prosesnya memang begitu," ucap Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, di sela malam anugerah Bakti Musik Indonesia di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2016) malam.

Ia mengatakan sebenarnya nama Joey cukup bergaung di antara pemusik dan penikmat musik jazz Tanah Air. Tetapi memang, lanjutnya, di Indonesia genre tersebut tempatnya sangat terbatas.

Di Amerika pun juga terbatas, kata Triawan, tetapi jangkauannya lebih besar.

"Itu lebih memungkinkan orang yang berbakat seperti Joey untuk berkembang. Enggak kecolongan kok, akan ada lagi yang seperti itu," ujarnya.

Ayah vokalis Sherina Munaf itu, saat ini Joey sangat sibuk dengan jadwal yang padat sebagai musisi. Sudah sulit mengundang Joey kembali tampil di Indonesia, bahkan untuk bertatap muka sekalipun.

"Waktu saya di Amrik sama Presiden (Joko Widodo), kita mau ketemu. Tapi Joey sibuknya setengah mati. Agent-nya pegang schedule yang ketat sekali. Kita enggak jadi ketemu waktu itu," tuturnya.

"Iya. Terus (berusaha undang ke Indonesia). Tapi dia sibuk sekali. Dia sekarang musisi dunia. Dia ada agent yang sangat disiplin. Tapi dia masih warga negara Indonesia," kata Triawan menambahkan.
Penulis: Andi Muttya Keteng Pangerang
Editor : Kistyarini