Kalau TKDN 4G Cuma Hardware, Indonesia Cuma Jadi Buruh - Kompas.com
Sabtu, 29 Juni 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kalau TKDN 4G Cuma Hardware, Indonesia Cuma Jadi Buruh

Jumat, 18 Maret 2016 | 09:10 WIB
Oik Yusuf/ KOMPAS.com Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ketika menyampaikan presentasi dalam kunjungan ke redaksi Kompas.com, Kamis (17/3/2016)

JAKARTA, KOMPAS.com - Aturan main soal persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) bagi ponsel 4G yang dipasarkan di Indonesia masih terus digodok.

Salah satu perkembangan terbaru, kini tersedia opsi untuk melebihkan komponen investasi software dalam TKDN dibandingkan hardware, dengan pilihan komposisi 75 persen software, 25 persen hardware dan 0 persen, 100 persen software.

Ketika berkunjung ke redaksi Kompas.com, Kamis (17/3/2016), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan sengaja mendorong agar investasi TKDN lebih dititikberatkan ke arah software.

“Kalau hanya hardware, kita akan jadi bangsa blue collar. Kita akan diadu, misalnya Indonesia berapa Vietnam berapa… Lama-lama kita jadi blue collar karena murah-murahan terus, jadi bangsa buruh,” kata Rudiantara menerangkan alasannya.

Agar industri Tanah Air tak terjebak dalam kompetisi harga hardware dengan negara lain, Rudiantara mengatakan bahwa Indonesia harus mencari nilai tambah dari software.

Dengan begitu, menurut Rudiantara, ketika nanti kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain telah mulai dibuka seperti dalam Trans-Pacific Partnership (TPP), maka Indonesia akan siap dengan sumber daya manusia yang memiliki nilai tambah dari segi software.

Aturan soal TKDN sendiri baru akan mulai berlaku efektif pada1 Januari 2017. Ponsel-ponsel 4G yang dipasarkan di Indonesia nantinya harus memiliki kandungan lokal sebesar 30 persen.

Untuk memenuhi ketentuan TKDN, vendor ponsel bisa melakukan investasi di sektor manufaktur dengan lima pilihan skema, yakni 25 persen software dengan 75 persen hardware, 50 persen software dengan 50 persen hardware, 75 persen hardware dengan 25 persen hardware, serta 0 persen software 100 persen hardware atau 0 persen hardware 100 persen software.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Oik Yusuf