Badan Kurus Sama Bahayanya dengan Kegemukan - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Badan Kurus Sama Bahayanya dengan Kegemukan

Rabu, 16 Maret 2016 | 07:07 WIB
Ilustrasi.

KOMPAS.com - Untuk mendapatkan kesimpulan tersebut, peneliti melihat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan tingkat kematian selama beberapa tahun di antara 50.000 perempuan dan 5.000 laki-laki usia 40 ke atas di provinsi Kanada Manitoba.

Para peneliti menemukan bahwa wanita kurus, dengan BMI kurang dari 22,5, memiliki risiko kematian 44% lebih tinggi selama periode tujuh tahun penelitian. Di sisi lain, wanita gemuk dengan total lemak tubuh lebih dari 38,7%, memiliki tingkat kematian 19% lebih tinggi.

Untuk menghitung jumlah lemak pada tubuh wanita, peneliti tidak mengandalkan perhitungan IMT—yang merupakan ukuran berat berdasarkan jumlah lemak dan otot—melainkan langsung melihat jumlah lemak di tubuh responden.

Untuk kelompok pria, pria dengan BMI kurang dari 23,8, memiliki tingkat kematian 45% lebih tinggi selama periode penelitian sekitar 4,5 tahun, sedangkan pria dengan jumlah lemak tubuh lebih dari 36%, memiliki risiko kematian 59% lebih tinggi selama periode penelitian.

"Terlalu kurus bisa menjadi awal munculnya penyakit pada beberapa individu. Pada saat yang sama, kelebihan berat badan dan obesitas juga tidak optimal untuk kesehatan," kata Dr William D. Leslie, penulis studi yang merupakan profesor kedokteran dan radiologi di University of Manitoba.

Leslie menambahkan, menjadi terlalu kurus dikaitkan dengan tubuh yang tidak fit dan tidak memiliki kekuatan massa otot. Sehingga, sebaiknya orang yang terlalu kurus segera memperbaiki berat badan untuk bisa mencapai berat normal.

ketimbang orang yang kurus, saat ini jumlah orang yang gemuk atau obesitas jauh lebih banyak.

Namun, peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih punya keterbatasan. Sebab, para peneliti tidak melihat secara detail apa penyebab kematian yang dialami responden, dan hanya melihat responden yang meninggal selama masa penelitian. Dan tidak melihat bagaimana kondisi kesehatan responden sebelum memasuki periode penelitian.

Walau begitu, Dr Carl Lavie, direktur medis dari pusat rehabilitasi dan pencegahan penyakit jantung di John Ochsner Heart & Vascular Institute di New Orleans mengatakan, “Orang dewasa setengah baya atau lebih tua yang kelebihan berat badan atau bahkan cukup gemuk memiliki tingkat kematian lebih tinggi ketimbang mereka yang berada di kisaran berat badan normal.”

Sebaliknya, penelitian tersebut mungkin ingin menekankan kepada responden dengan berat badan kurang untuk menjaga kebugaran. Sehingga dapat memiliki tubuh kurus yang ‘layak’.

Penulis: Ayunda Pininta
Editor : Bestari Kumala Dewi
Sumber: CNN