JAKARTA, KOMPAS.com — Selain mencanangkan program "1.000
startup" hingga 2020, pemerintah juga punya target ambisius dalam waktu dekat.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo)
Rudiantara, hingga akhir tahun 2016 ini, pemerintah menargetkan dua "
unicorn".
"Paling tidak ada dua
startup yang jadi
unicorn seperti
Go-Jek pada tahun ini," kata dia, Jumat (11/3/2016), di sela-sela diskusi bertajuk "Digital Dividend" di Pakarti Center, Jakarta.
Diketahui, istilah "
unicorn" merujuk pada perusahaan rintisan digital yang tadinya kecil kemudian meraksasa.
Untuk menjadi "
unicorn", tentu
startup harus benar-benar menyediakan solusi dari masalah nyata kehidupan sehari-hari.
Selain mencetak dua "
unicorn", pemerintah juga mematok, nilai bisnis digital tahun ini mencapai 25 miliar
dollar AS atau setara Rp 324 triliun.
Untuk mencapai target ambisius tersebut, pemerintah terus melakukan upaya untuk menumbuhkan ekosistem bisnis digital.
Salah satunya dengan membangun infrastruktur jaringan internet yang mumpuni, baik lewat
fixed broadband (Palapa Ring) maupun
mobile broadband (jaringan 4G LTE).
"Kalau koneksinya sudah bagus dan merata, kesempatan akan terbuka lebar, dan manfaatnya bisa dirasakan semua masyarakat," kata dia.
Secara detail, kata
Rudiantara, pemerintah menargetkan 500
startup untuk diinkubasi tiap tahun. Di antara 500
startup itu, setidaknya 200
startup harus bisa mendapatkan
seed funding.
Nantinya 200
startup tersebut yang bakal dibimbing secara intensif dari pendanaan seri A, seri B, hingga bisa melakukan penawaran saham ke publik (IPO).
Sebelum ke tahap inkubasi, ada proses panjang yang harus dilewati. Pertama, setidaknya harus ada 8.000 peserta seminar
startup setiap tahun.
Dari seminar itu diharapkan, ada 4.000 peserta
workshop, lalu mengerucut menjadi 2.000 peserta
hackathon, 1.000 peserta
bootcamp, hingga mencapai 500 peserta inkubasi, 200
startup "jadi", dan dua
unicorn untuk tahun ini saja.