KOMPAS.com -
Gerhana Matahari total yang jatuh pada Rabu (9/3/2016) lalu membuat
traffic roaming dan layanan data
Telkomsel melonjak. Faktor pendorongnya adalah kunjungan wisatawan asing.
Gerhana Matahari total tahun ini memang hanya bisa dilihat dari sejumlah kota di Indonesia, antara lain Palembang, Linggau, Bangka, Belitung, Balikpapan, Palangkaraya, Palu, Ternate, Tidore, dan Halmahera (Maba).
Dari seluruh kota itu, seperti disampaikan melalui keterangan resminya pada
KompasTekno, Jumat (11/3/2016), operator pelat merah ini mengalami lonjakan
traffic roaming terbesar di Ternate, Belitung dan Palangkaraya.
Traffic roaming di Ternate melonjak 71 persen lebih tinggi dibanding sehari-hari. Pengaksesnya adalah wisatawan asing asal
Malaysia,
Amerika Serikat dan
China.
Di Belitung lonjakan mencapai 44 persen dibanding traffic
roaming biasanya. Asalnya adalah pengunjung dari
Malaysia,
Singapura,
China dan
Amerika Serikat.
Sedangkan di Palangkaraya terjadi lonjakan 21 persen dibanding
traffic roaming sehari-hari karena banyak wisawatan asing asal
Malaysia, Swedia dan
China.
"Kami mampu melayani dengan baik ribuan pelanggan yang memadati lokasi-lokasi pengamatan gerhana. Pelanggan bahkan tetap bisa menikmati layanan 4G
Telkomsel dengan kualitas prima, sekalipun terjadi lonjakan
traffic komunikasi," klaim Direktur Network
Telkomsel, Sukardi Silalahi.
Menurut Sukardi, selain peningkatan pada
traffic roaming atau pengguna internasional, dia juga mencatat lonjakan akses data. Pasalnya seiring dengan momen
Gerhana Matahari total, pengguna banyak beraktivitas di media sosial.
Kota-kota yang mengalami peningkatan tertinggi dalam hal akses data ini antara lain adalah Belitung, Ternate dan Palembang.
Sebelumnya sebagai antisipasi lonjakan,
Telkomsel mengaku sudah memaksimalkan kapasitas
base transceiver station (BTS) di sekitar titik keramaian. Ada juga 10 unit BTS mobile yang disiapkan di sana.
Detilnya, optimalisasi tersebut dilakukan pada 229 unit BTS yang tersebar di 37 titik keramaian tempat berkumpulnya wisatawan.