Anggapan Salah pada Sepeda Motor Listrik - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Anggapan Salah pada Sepeda Motor Listrik

Senin, 7 Maret 2016 | 07:41 WIB
Ghulam/Otomania Konsep sepeda motor listrik.

Jakarta, KompasOtomotif –
Era sepeda motor listrik, masih dianggap jauh sampai akhirnya mampu menggantikan teknologi konvensional. Selain sisi teknis, salah satu hambatan yang perlu diperhatikan juga, yaitu dari cara pandang masyarakat, terkait peran kendaraan roda dua.

“Kita tahu persis bahwa sepeda motor listrik dibanding bensin masih kurang murah, serta jangkauan dan kecepatannya juga masih rendah. Sementara, itu berbeda dengan harapan masyarakat kita,” ujar Sigit Irfansyah, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat dan Perkeretaapian, Sabtu (5/3/2016).

Sigit melanjutkan, masyarakat Indonesia khususnya, masih menganggap sepeda motor sebagai alat transportasi utama sekaligus ajang pamer. Kendaraan ini harus bisa diajak pulang ke kampung halaman, jangkauan jauh, berkecepatan tinggi, aman, dan harganya terjangkau. 

“Dan citra tersebut belum bisa direalisasikan pada kendaraan listrik. Maka dari itu kita harus mengubah paradigma dan menyosialisasikan tujuan sepeda motor listrik,” ujar Sigit.

Sigit melanjutkan, maka dari itu, posisi sepeda motor listrik harus tepat terlebih dahulu di masyarakat. Seperti penggunaan sepeda motor yang bukan lagi untuk menjangkau daerah yang jauh, namun jarak dekat saja. Karena jarak jauh sudah menggunakan angkutan umum.

“Ke depannya kita naik sepeda motor khususnya yang listrik, bukan diharapkan untuk jarak 300 km lagi, tetapi hanya 20 km. Tentunya dengan dukungan angkutan umum yang baik. Kita harus ubah paradigma itu, dan kita sosialisasikan,” ujar Sigit.

 

Penulis: Ghulam Muhammad Nayazri
Editor : Agung Kurniawan