Sempat Dipenjara di Brasil, Petinggi Facebook Akhirnya Bebas - Kompas.com
Rabu, 3 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Sempat Dipenjara di Brasil, Petinggi Facebook Akhirnya Bebas

Jumat, 4 Maret 2016 | 09:56 WIB
REPRO BIDIK LAYAR via YOUTUBE Diego Dzodan, Wakil Direktur Perusahaan Media Sosial Facebook di Amerika Latin.
KOMPAS.com - Penahanan Diego Dzodan, Vice President Facebook di Amerika Latin, tidak bertahan lama. Seorang hakim telah memerintahkan untuk melepas pria berkewarganegaraan Argentina tersebut dari kurungan.

Sebagaimana KompasTekno rangkum dari Arstechnica, Kamis (3/3/2016), Matt Steineld, juru bicara Facebook, telah mengonfirmasikan kabar dilepasnya Dzodan tersebut.

Dzodan dijebloskan ke penjara Brasil pada hari Selasa (1/3/2016) waktu setempat setelah menolak untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian terkait penyelidikan kasus peredaran narkoba.

Facebook memang pihak pemilik WhatsApp. Namun, operasi kedua perusahaan tersebut berjalan secara terpisah.

Hakim Ruy Pinheiro mendeskripsikan penahanan Dzodan sebagai "pemaksaan yang melanggar hukum".

Kasus ini sudah bergulir selama beberapa bulan. Dzodan pun sudah diincar kepolisian sejak 7 Februari lalu karena dianggap tak kooperatif.
 
"Facebook berulang kali tak patuh dengan keputusan pengadilan," begitu dalih kepolisian saat memenjarakan Dzodan.

Pasalnya, pengadilan Brasil telah menetapkan bahwa Facebook harus membantu proses investigasi kepolisian dengan membuka "kunci" enkripsi pada WhatsApp.

Layanan chatting tersebut diketahui merupakan wadah komunikasi yang memudahkan jual-beli narkoba di Brasil.
 
Dua bulan lalu, perusahaan jejaring sosial itu diwajibkan membayar denda harian 12.000-an dollar AS atau setara Rp 168 juta karena tidak mau tunduk terhadap permintaan pemerintah.

Sebulan setelahnya, nominal denda meningkat menjadi 253.000 dollar AS atau setara Rp 3,3 miliar per hari.    

Reaksi kepolisian membuat Facebook geram. Raksasa media sosial tersebut berkilah, pihaknya tak bisa memenuhi permintaan kepolisian karena semua pesan WhatsApp tak disimpan di server pusat.

Akses enkripsi mereka pun dikatakan sangat kuat dan tak bisa semena-mena dibobol.
"Kami kecewa," ujar juru bicara Facebook. "Kami selalu kooperatif dalam interogasi."
Penulis: Deliusno
Editor : Oik Yusuf
Sumber: ArsTechnica