JAKARTA, KOMPAS.com - Deretan pemukiman warga, kafe, dan bangunan warung dari papan tripleks, tak lagi menjadi pemandangan di
Kalijodo.
Kini, hanya tampak hamparan puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur setelah dirobohkan eskavator. (Baca:
Kalijodo, Kini, dan Nanti... ).
Meskipun demikian, sisa bongkaran kawasan Kalijodo rupanya membawa rezeki bagi para pengumpul besi dan kayu bekas.
Bisa dibilang, kawasan Kalijodo yang penuh puing-puing sisa bangunan itu bagaikan "surga" bagi para pencari barang bekas.
Jumlah mereka bisa mencapai puluhan orang. Para pengumpul barang bekas ini sudah tampak dari ujung Jalan Kepanduan II di kawasan Tambora, Jakarta Barat.
Rata-rata, mereka sudah mulai mendatangi kawasan yang akan menjadi taman itu, sejak pagi hari.
Saat mentari pagi mulai bersinar, mereka berlomba-lomba mendapatkan besi bekas.
Tampak mereka mengetuk-ngetuk puing tembok bangunan di Kalijodo dengan menggunakan palu untuk mendapatkan besi bekas yang menyatu pada puing tembok tersebu.
Misroji (48) misalnya. Bapak dua anak ini mengaku tiba di Kalijodo sejak pukul 08.00 WIB.
Tanpa terlihat letih, pria ini mengumpulkan satu demi satu batang besi bekas untuk dijual ke salah satu pengepul di Jelambar.
Menurut dia, besi tersebut dihargai Rp 2.000 per kilogram. "Baru dapat satu gerobak, sedikit, isinya paling 50 kilogram. Kalau dijual enggak seberapa hasilnya," ucap Misroji saat ditemui di Kalijodo, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Meskipun demikian, dia tetap bersyukur karena hasilnya bisa menjadi tabungan untuk menafkahi anak dan istrinya yang tinggal di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dia pun merasa beruntung karena masih bisa menemukan lahan untuk mencari barang bekas di sekitar tempat tinggalnya. (Baca juga:
Djarot: Masak Negara Takut sama Preman "Ecek-ecek" Kalijodo).
Biasanya, Misroji harus berkeliling ke berbagai wilayah untuk mencari barang bekas. "Keliling saja begitu, biasanya nyari ke Blok M sampai ke Tanjung Priok," katanya.
Pria berkumis tipis ini mengaku tahu tentang Kalijodo yang terkenal sebagai kawasan hiburan malam.
Namun, ia jarang melintasi kawasan tersebut. Baru setelah penertiban pada Senin (29/2/2016) lalu, ia mulai rutin ke Kalijodo. (Baca juga:
Puing dari Kalijodo Dijadikan Fondasi Taman).
Saat itu, Misroji hanya mengamati satu per satu pemukiman warga yang hancur. Misroji pun sempat terenyuh ketika ia sudah mulai mengumpulkan besi-besi tersebut.
Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa, hanya berharap rencana
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah kawasan itu menjadi taman segera terwujud.
"Mudah-mudahan, cita-cita pemerintah kesampean biar senang lah masyarakat," ujar dia.