Membandingkan Lokalisasi Kalijodo dengan Dadap - Kompas.com
Minggu, 19 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Membandingkan Lokalisasi Kalijodo dengan Dadap

Kamis, 3 Maret 2016 | 20:05 WIB
Andri Donnal Putera Suasana di dalam Mutiara Abadi Cafe, salah satu kafe dangdut di kawasan lokalisasi Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Rabu (2/3/2016) malam. Tempat ini memiliki aneka jenis bir serta belasan perempuan pekerja seks di dalamnya.
Tangerang, KOMPAS.com – Kawasan Dadap di Tangeran dan Kalijodo di Jakarta Utara terkenal dengan lokalisasi PSK-nya. Kompas.com yang sempat mendatangai kedua tempat tersebut mendapatkan keunikan dari masing-masing tempat.

Dari kemasan kawasan lokalisasi, keduanya menawarkan kafe-kafe dangdut dengan sejumlah perempuan pekerja seks di dalamnya. Setiap kafe juga hanya menjual beberapa merek bir kepada pengunjung. Tidak ada minuman keras lain selain bir.

Perbedaannya, perempuan di Kalijodo tidak duduk di luar kafe. Mereka ada di dalam kafe, duduk di kursi masing-masing sembari menunggu pengunjung datang.

Sedangkan di Dadap, para perempuan terlihat berani tampil, dengan duduk di atas kursi plastik yang berjejer di tiap depan kafe dangdut.

Perempuan pekerja seks di Dadap bahkan sampai berteriak memanggil pengunjung yang melintas agar mau masuk ke kafe dangdut itu.

Dari pantauan Kompas.com pada Rabu (2/3/2016) malam, para perempuan berupaya merayu dan menggunakan cara-cara tertentu agar pengunjung mau masuk ke sana dengan mereka, termasuk menarik baju pengunjung sambil bercanda.

Dari sisi tempat parkir, Kalijodo lebih teratur, dengan adanya tukang parkir di setiap sisi jalannya. Tukang parkir di Kalijodo juga mematok harga tetap, yakni Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 30.000 untuk mobil.

Namun, tarif parkir mobil di sana berbeda-beda, tergantung wilayah Kalijodo, apakah masuk Jakarta Barat atau Jakarta Utara. Tarif yang lebih mahal ada di Kalijodo kawasan Jakarta Barat, yaitu Rp 80.000 sampai Rp 100.000.

Di lokalisasi Dadap, tidak ada tukang parkir, juga tidak ada lahan parkir khusus di sana. Pengunjung yang datang harus pintar-pintar mencari tempat kosong, baik di depan bangunan kosong atau di pinggir jalan yang agak lebar, untuk memarkirkan kendaraan mereka.

Pengunjung yang menggunakan mobil pun bisa kesulitan mencari tempat parkir karena di badan jalan banyak pedagang gerobak yang berjualan tepat di depan kafe dangdut.

Soal harga juga menjadi perbedaan mendasar. Jika di Kalijodo, harga untuk menyewa seorang perempuan antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000, di Dadap dipatok lebih mahal, yaitu Rp 350.000.

Ada aturan khusus di Dadap bagi pengunjung yang ingin menyewa perempuan sampai masuk ke kamar, maka harus memesan terlebih dahulu minimal lima botol bir. Hal itu dilakukan sebagai persyaratan menyewa pekerja seks di sana, sehingga uang yang dikeluarkan lebih dari Rp 350.000.

“Di sini kalau mau sama ceweknya, pesen dulu langsung lima botol, baru boleh ke kamar, begitu aturannya. Kita di sini kan jualan minuman juga,” kata seorang perempuan, Sinta (bukan nama sebenarnya).

Perbedaan terakhir, lokalisasi Kalijodo beroperasi dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB. Sedangkan waktu operasi di Dadap lebih panjang, dari pukul 14.00 WIB sampai 06.00 WIB setiap harinya.

Soal ketokohan, Kalijodo dan Dadap punya sistem yang sama. Jika Kalijodo punya tokoh bernama Abdul Azis atau Daeng Azis, di Dadap ada seseorang bernama Misbah yang cukup terkenal di kalangan pengusaha dan penghuni lokalisasi Dadap.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Andri Donnal Putera
Editor : Ana Shofiana Syatiri