KOMPAS.com — Raksasa teknologi, Apple, mengaku turut membantu pencarian pesawat B777
Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014 dan hingga kini belum ditemukan.
Hal tersebut terungkap dalam rapat dengar pendapat yang dilakukan antara Apple dan beberapa anggota senat AS, Selasa (1/3/2016) lalu.
"Satu jam setelah pesawat tersebut dinyatakan hilang, operator Apple bekerja sama dengan penyedia layanan seluler di seluruh dunia, dan FBI mencoba mencari
ping," kata Bruce Sewell, perwakilan Apple.
"Hal itu dilakukan untuk mencari lokasi jatuhnya pesawat," imbuhnya seperti dikutip
The Verge dan diteruskan
KompasTekno, Rabu (2/3/2016).
Sewell juga menambahkan bahwa Apple akan mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki dan melakukan prosedur darurat yang telah dibuat dalam menghadapi situasi seperti itu.
Rapat dengar pendapat itu dilatarbelakangi oleh sikap Apple yang tidak bersedia membuka enkripsi
iPhone untuk kebutuhan penyelidikan FBI.
FBI pun menempuh upaya hukum untuk menekan Apple agar mau membuka kunci
iPhone. Akan tetapi, permintaan yang disuarakan lewat pengadilan federal ini kemudian ditolak mentah-mentah.
Apple tidak bersedia membuka enkripsi tersebut karena
backdoor yang diminta FBI memungkinkan
passcode untuk dimasukkan secara elektronik sehingga
iPhone lebih mudah dijebol dengan teknik "
brute force", yakni menebak angka kunci dengan memasukkan jutaan kombinasi per detik dengan bantuan komputer.
Apple khawatir, aplikasi semacam itu nantinya bisa digunakan untuk membuka
iPhone lain di luar kepunyaan sang teroris, tak peduli siapa pemiliknya ataupun berapa banyaknya.