Membangun "Taman Pertaubatan" di Atas Puing-puing Bongkaran Kalijodo - Kompas.com
Minggu, 19 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Membangun "Taman Pertaubatan" di Atas Puing-puing Bongkaran Kalijodo

Senin, 29 Februari 2016 | 05:59 WIB
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Warga Kalijodo, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara memindahkan barang-barangnya, Rabu (24/2/2016). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi tenggat waktu bagi warga untuk membongkar rumahnya hingga 29 Februari mendatang.
JAKARTA, KOMPAS.com - Gemerlap lampu dan suara musik yang bising di kawasan Kalijodo sudah berhenti, menandakan pesta yang selama ini ada di sana sudah usai.

Sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan Surat Peringatan I dan polisi melakukan operasi pekat di sana, pengusaha kafe, pekeja seks komersial (PSK), dan juga warga sekitar satu per satu meninggalkan Kalijodo.

Pemandangan yang terlihat di Kalijodo sejak sepekan terakhir adalah warga yang sibuk mengemasi barang dan membongkar sendiri rumah-rumah mereka.

Kini, Kalijodo sudah seperti kota mati tak berpenghuni. Beberapa bangunan dibiarkan berantakan begitu saja dengan pintu yang terbuka. (Baca: Berakhirnya Sepak Terjang Daeng Azis di Kalijodo ).

Hari ini, Senin (29/2/2016), adalah hari bersejarah bagi kawasan Kalijodo. Pemprov DKI akan membongkar kawasan yang dinilai rawan prostitusi tersebut.

Kawasan yang ramai bisnis prostutusi sejak puluhan tahun itu akan dikembalikan fungsinya menjadi ruang terbuka hijau (RTH).

Kalijodo sebelumnya tak tersentuh penertiban pemerintah karena dibekingi preman yang kuat. Namun kini, penertiban Kalijodo tinggal di depan mata.

Sejumlah alat berat sudah disiagakan di Kalijodo sejak Minggu (28/2/2016). Hari ini, alat berat akan meratakan kawasan Kalijodo menjadi tanah. (Baca: Ada 66 KK, Pengacara Warga Kalijodo Minta Jangan Ada Kekerasan Saat Pembongkaran).

Bagaimanakah nasib kawasan Kalijodo selanjutnya?

Masa depan Kalijodo

Meskipun dikenal sebagai kawasan prostitusi, Pemprov DKI Jakarta menegaskan bahwa pembongkaran Kalijodo tidak terkait prostitusi.

Dalam surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga, yang ditempelkan di setiap sudut Kalijdoo, tertulis bahwa tujuan penggusuran berkaitan dengan pengembalian fungsi kawasan Kalijodo sebagai ruang terbuka hijau.

Sebab, peta zonasi yang dimiliki Pemprov DKI menunjukkan kawasan Kalijodo termasuk dalam zona hijau.

Artinya, tidak boleh ada bangunan apa pun berdiri di sana. (Baca: Bongkar Kalijodo, Aparat Turunkan 5.000 Personil Gabungan).

"Soal Kalijodo bukan soal prostitusinya. Kalau Kalijodo bukan di jalur hijau, kalau bisa saya resmiin ya saya resmiin, asal sesuai perda. Itu kan masalahnya bukan (prostitusi)," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahajar Purnama beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati mengatakan, kawasan Kalijodo akan ditanami pohon dan rumput setelah rata dengan tanah.

Langkah ini merupakan langkah awal untuk membangun ruang terbuka hijau (RTH) di atas lahan seluas 1,5-2,5 hektar itu.

Setelah itu, Pemprov DKI Jakarta akan membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan taman di kawasan itu.

Karena luas lahannya yang besar, Pemprov DKI juga akan membangun lapangan bola di sana.

"Kalau bangunan sudah bersih semua, dibangun RPTRA yang ada lapangan bola sama jogging track-nya," kata Ratna.

Pembangunan taman di Kalijodo ini akan menambah jumlah RTH di Jakarta yang masih 9,98 persen tersebut. (Baca: Warga Pindah, Tempat Ibadah di Kalijodo Tidak Dibangun Kembali).

Idealnya, RTH di Jakarta mencapai 30 persen. Meskipun demikian, kegiatan pembongkaran Kalijodo ini tidak tercantum dalam APBD DKI 2016 sehingga tidak ada alokaksi anggaran untuk itu.

Terkait biaya pembangunan Kalijodo selanjutnya, Basuki pernah menyampaikan bahwa pihaknya akan menggandeng pengembang.

"Kita nih punya duit banyak. Dari mana duit banyak? Makanya saya bilang ini model-model ngemplang tanda kutip dari pengembang," kata Basuki beberapa waktu lalu.

Dinamakan Taman Pertaubatan

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi berharap pembangunan RTH akan rampung pada akhir 2016 nanti.

Sejak sekarang, dia sudah memikirkan nama yang cocok untuk taman yang akan dibangun nanti. (Baca: Wali Kota Jakut: Taman Pertaubatan Gimana?).

"Tinggal namanya apa, Taman Pertaubatan bagaimana? Kalau menurut saya sih namanya Taman Pertaubatan," ucap Rustam.

Dia pun memiliki bayangan bahwa RTH di Kalijodo akan seperti Waduk Pluit. Nantinya, kawasan tersebut bisa digunakan masyarakat sesuai dengan fungsinya.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentunya diperlukan komitmen kuat dari Pemprov DKI Jakarta untuk membangun kembali kawasan Kalijodo.

Jika tidak, bukan tidak mungkin kawasan itu kembali diduduki warga setelah penggusuran berlangsung.
Kompas TV Sejumlah Bangunan di Kalijodo Terbakar


Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Jessi Carina
Editor : Icha Rastika