JAKARTA, KOMPAS.com —
Telkomsel mengaku pemblokiran Netflix tak berpengaruh banyak pada konsumsi data di jaringan mereka. Kontribusi layanan
video streaming on demand itu pun terhitung masih kecil dibanding layanan data lainnya.
"Netflix itu di bawah setengah persen dari total
payload (pemakaian data). Jadi begitu diblok, pengaruhnya tidak signifikan dibanding naiknya yang lain," terang Direktur Penjualan
Telkomsel Mas'ud Khamid di sela peresmian kerja sama
Telkomsel,
Go-Jek, dan TiPhone, di Jakarta, Senin (15/2/2016).
Dia menambahkan, pemblokiran tersebut juga tak berpengaruh bagi penjualan layanan data
Telkomsel. Pasalnya, masih ada layanan lain yang lebih digandrungi, yaitu YouTube.
"(Pemakai data) YouTube masih lebih besar dari Netflix. Sekarang pemblokiran itu enggak ada pengaruhnya ke penjualan," pungkas Mas'ud.
Salah satu pemegang saham
Telkomsel, yaitu SingTel, juga memiliki layanan serupa Netflix dan berniat membawanya ke Indonesia. Layanan tersebut bernama Hooq dan rencananya bakal diluncurkan sekitar Maret mendatang.
Sebelumnya, Telkom Group memutuskan untuk memblokir Netflix dengan alasan layanan layanan tersebut tak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Menurut Telkom, Netflix mesti menyediakan konten yang telah lulus sensor, di samping memiliki badan hukum tetap di Indonesia.
Telkomsel sendiri memblokir Netflix mengikuti induk usahanya. Begitu juga soal pembukaan blokir, operator seluler pelat merah itu bakal mengikuti kata pemerintah serta induk usahanya.
"(Soal Netflix) Sementara ini kami ikut
parent (company). Kalau regulasi sudah oke, kemudian
parent juga sudah oke, ya kami akan buka lagi," tutup Mas'ud.