Harga Minyak Turun, Ekonomi Rusia Kontraksi 3,7 Persen - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Harga Minyak Turun, Ekonomi Rusia Kontraksi 3,7 Persen

Selasa, 26 Januari 2016 | 13:06 WIB
Dok. Sekretariat Kabinet Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, di sela-sela KTT APEC, di Beijing, Senin (10/11/2015).

MOSKOW, KOMPAS.com – Pertumbuhan ekonomi Rusia mengalami kontraksi 3,7 persen pada tahun 2015. Kondisi ini merupakan yang terburuk sejak tahun 2009.

Jatuhnya perekonomian Rusia dipicu oleh anjloknya penjualan ritel sebesar 10 persen dan turunnya investasi modal sebesar 8,4 persen. Perekonomian Rusia memburuk akibat kejatuhan harga minyak yang sangat drastis. Harga minyak telah turun 70 persen dalam rentang waktu hanya 15 bulan. Rusia merupakan produsen utama minyak dunia. Pendapatan terbesar Rusia diperoleh dari ekspor minyak.

Sanksi yang dijatuhkan Barat setelah Rusia menduduki Crimea pada tahun 2014 juga menyumbang dampak negatif terhadap perekonomian Rusia.

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev di awal bulan ini mengatakan, anjloknya pertumbuhan ekonomi akan mendorong pemerintah Rusia merevisi anggaran untuk tahun 2016. Sebab, pada bulan Desember 2015, anggaran 2016 disusun dengan asumsi harga minyak 50 dollar AS per barel. Namun kini harga minyak hanya 30 dollar AS per barel.

"Meskipun krisis yang buruk menimpa Rusia sudah berakhir, namun ekonomi masih sangat lemah. Penurunan harga minyak baru-baru ini dan melemahnya nilai tukar rubel bisa menciptakan terjadinya resesi dalam dua tahun berturut-turut," ujar William Jackson, ekonom di Capital Economics.

Nilai tukar rubel terhadap dollar AS anjlok pada pekan lalu, sebelum akhirnya sedikit menguat karena harga minyak naik tipis. Rubel melemah lebih dari 1 persen pada Senin (25/1/2016) di level 78,87 per dollar AS setelah harga minyak turun 3 persen.

Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev menyatakan dirinya mengharapkan bank sentral Rusia menahan suku bunga acuan pada posisi 11 persen dalam pertemuan di hari Jumat (29/1/2016) mendatang. Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina menyatakan otoritas akan melakukan segala upaya untuk menjaga kestabilan ekonomi. 

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : M Fajar Marta