Label Makanan Harusnya Cantumkan Informasi Olahraga untuk Bakar Kalori - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Label Makanan Harusnya Cantumkan Informasi Olahraga untuk Bakar Kalori

Minggu, 17 Januari 2016 | 11:05 WIB
Shutterstock Ilustrasi

 KOMPAS.com - Label makanan harusnya tak hanya memuat informasi nilai gizi. Menurut para ahli, label makanan harusnya juga memberikan informasi berapa banyak aktivitas fisik atau olahraga yang harus dilakukan untuk membakar kalori setelah konsumsi produk makanan tersebut.

"Pelabelan seperti itu akan mendorong konsumen untuk lebih aktif dan membantu mereka lebih memahami dampak dari apa yang mereka makan,” tulis The Royal Society for Public Health (RSPH) seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Misalnya, dalam kemasan keripik, permen, dan cokelat juga diberi gambar yang menunjukkan berapa banyak berjalan, berlari, atau berenang yang diperlukan untuk membakar kalori setelah konsumsi makanan ringan tersebut.

Misalnya, jika Anda makan satu bungkus keripik, maka perlu 31 menit berjalan kaki untuk membakar kalori dari keripik itu. Atau, ketika makan cokelat yang mengandung 229 kalori, maka sama dengan berjalan kaki selama 42 menit atau berlari selama 22 menit untuk membakar kalori tersebut.

Dalam survei yang dilakukan RSPH terhadap 2.000 orang, didapati 60 persen orang akan berpikir dua kali memilih makanan yang tinggi kalori, jika diberi informasi banyaknya olahraga yang harus dilakukan setelah konsumsi makanan itu. Label aktivitas fisik pun akan mendorong masyarakat untuk memilih produk yang lebih sehat.

Menurut Kepala Eksekutif RSPH, Shirley Cramer, selama ini banyak orang yang masih bingung membaca informasi nilai gizi.

Dengan adanya label makanan dan minuman yang memberikan informasi nilai gizi dan juga aktivitas fisik yang harus dilakukan, maka akan lebih dimengerti oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan juga akan mewajibkan restoran siap saji untuk mencantumkan informasi kandungan gula, garam, dan lemak dalam sebuah makanan, serta pesan kesehatan.

Misalnya, jika konsumsi gula lebih dari 50 gram, natrium lebih dari 2.000 miligram, atau lemak total lebih dari 67 gram per orang, maka berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung. Pesan kesehatan itu dapat dicantumkan di buku menu atau media yang mudah dibaca jelas oleh konsumen.

Ketentuan itu rencananya berlaku wajib untuk restoran siap saji yang memiliki lebih dari 250 gerai di seluruh Indonesia. Hal ini untuk mendorong masyarakat hidup sehat melalui makanan yang dipilih.

Penulis: Dian Maharani
Editor : Bestari Kumala Dewi
Sumber: The Telegraph