JAKARTA, KOMPAS.com - Operator seluler
Smartfren menyambut baik kedatangan Netflix ke Indonesia. Hadirnya layanan
streaming film dan serial televisi tersebut dinilai mampu memberikan peluang bagi konsumen untuk merasakan kecepatan dan stabilnya internet di 4G LTE, terutama di jaringan milik
Smartfren.
"Buat kita (
Smartfren), bagus banget (dengan kehadiran Netflix). Ini bisa mendorong orang-orang merasakan jaringan 4G LTE," ujar Derrick Surya, Head of Brand and Marcomm
Smartfren, kepada
KompasTekno di sela-sela pengumuman kerja sama
Smartfren dan
Lenovo di Jakarta, Rabu (13/1/2015).
Netflix selama ini dikenal sebagai layanan penyedot
bandwidth yang cukup besar. Untuk menonton film berkualitas SD, pengguna membutuhkan internet setidaknya 700 MB hingga 1 GB per jamnya. Lebih tinggi kualitas video yang ditonton, tentu besarnya data yang dibutuhkan lebih banyak lagi.
Menanggapi hal tersebut, Derrick mengklaim bahwa pelanggan tidak perlu khawatir, apalagi untuk masalah kuota. Pasalnya, anak usaha Sinarmas Group ini menawarkan paket internet True Unlimited atau tanpa batas kepada para pelanggannya.
Menggunakan paket True Unlimited yang dijual seharga Rp 75.000 untuk ponsel Andromax 4G atau Hisense Pureshot dan Rp 300.000 untuk pelanggan lainnya, pengguna dipersilahkan untuk menonton Netflix sepuasnya, tanpa harus memikirkan kuota.
"Buat pelanggan
Smartfren sudah tidak perlu khawatir mikirin kuota," tuturnya.
Derrick pun mengaku tidak khawatir apabila jumlah penggunaan
bandwidth melonjak secara tidak wajar. Menurut dia, penggunaan tersebut dijamin tidak akan mengganggu antar pelanggan.
"Kapasitas penetrasi 4G LTE
Smartfren belum terlalu tinggi, sehingga pita masih lebar. Tidak akan mengganggu," kata Derrick.
Beda perlakuanPaket True Unlimited Smarftfren diluncurkan untuk pertama kalinya pada November 2015 lalu. Kala itu,
Smartfren meminta agar pengguna tidak menggunakan paket tersebut untuk mengunduh data menggunakan aplikasi BitTorrent.
Berdasarkan komentar dari Derrick tersebut, jelas terlihat beda perlakuan yang diterima oleh Netflix dan BitTorrent.
Smartfren mengizinkan penggunaan Netflix tetapi melarang BitTorrent.
Kebijakan tersebut tampaknya diambil karena BitTorrent menggunakan sistem
peer-to-peer (P2P).
Sistem seperti ini biasanya akan membuat perangkat pengguna berkomunikasi dengan beberapa
server sekaligus dalam satu waktu. Cara kerja tersebut biasanya akan membuat jaringan bekerja keras sehingga dapat membuat pelanggan lain merasakan gangguan atau internet yang melambat.
Sementara itu, Netflix menggunakan sistem
streaming, mirip seperti YouTube. Berbeda dengan sistem P2P, streaming hanya melibatkan satu perangkat dengan satu server saja sehingga tidak akan memberatkan jaringan.
Oleh karena itu, meski sama-sama bisa menyedot
bandwidth dalam skala besar,
Smartfren tetap mengizinkan penggunaan Netflix. Alasannya, penggunaan aplikasi
streaming tidak akan terlalu mengganggu pelanggan lain.