NEW YORK, KOMPAS.com - Morgan Stanley menyatakan penguatan nilai tukar
dollar AS dapat membuat harga minyak terus meluncur hingga 20
dollar AS per barrel.
Dalam laporannya, para analis Morgan Stanley mengatakan, setiap 5 persen penguatan
dollar AS, maka harga minyak akan mengalami kontraksi antara 10 hingga 25 persen.
Mereka menyebutkan, kelebihan pasokan minyak dunia memang membuat harga minyak turun hingga di bawah 60
dollar AS per barrel, namun penurunan yang terjadi belakangan ini juga disebabkan pergerakan nilai tukar yang tajam.
Para analis Morgan Stanley berpandangan, apabila
dollar AS terus menguat terhadap mata uang dunia lainnya, maka harga minyak akan terus terpuruk lebih dalam.
"Karena nilai tukar
dollar AS terus mengalami apresiasi, maka skenario harga minyak antara 20 sampai 25
dollar AS mungkin saja terjadi karena faktor nilai tukar," sebut mereka.
Badan Energi Internasional (IEA) sendiri, memprediksi pasar dunia akan terus terus kebanjiran pasokan selama tahun 2016.
Pada perdagangan Selasa (12/1/2016) waktu New York,
Harga minyak mentah bahkan sempat turun di bawah 30 dollar AS per barrel untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.
Harga minyak sudah mengalami penurunan lebih dari 65 persen sejak mengalami puncaknya pada 18 bulan lalu.