JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukit Asam Tbk menandatangani nota kesepahaman dengan PT
Aneka Tambang Tbk, dalam rangka pasokan tenaga listrik ke pabrik peleburan ferronikel di Halmahera Timur.
Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengatakan, Indonesia kaya akan sumber daya alam yang bisa digunakan untuk memasok kebutuhan hilirisasi sektor pertambangan.
Rini mengungkapkan, sumber energi yang paling kompetitif saat ini adalah batu bara.
"Oleh karena itu, saya senang, bukit asam sudah mau kerjasama, berhubungan dengan kelistrikan," kata Rini kantornya, Jakarta, Jumat (8/1/2016).
Direktur Utama Bukit Asam Milawarma mengatakan, pada tahap awal PTBA akan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas 80 megawatt (MW). Investasi diperkirakan mencapai hingga 150 juta
dollar AS.
"Tahap pengembangannya, kalau pabriknya memproduksi stainless steel, kemungkinan bisa mencapai 600 MW," lanjut Milawarma.
Milawarma menyebut, dukungan pendanaan, baik dari dalam maupun luar negeri sudah tersedia.
Dia menambahkan, ditargetkan pembangkit berkapasitas 80 MW tersebut bisa mulai memasok listrik ke pabrik FeNi Haltim pada Desember 2018.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama
Aneka Tambang, Tedy Badrujaman mengatakan, ketersediaan energi menjadi faktor penting dalam pembangunan pabrik di area pelosok.
"Saat ini adalah saat paling bersejarah buat Antam terutama, bahwa kami tidak perlu lagi tidak perlu lagi memikirkan soal listriknya," kata Tedy.