KOMPAS.com — BlackBerry tampak tidak setengah-setengah dalam menggarap
smartphone Android pertamanya, Priv. Buktinya, perusahaan asal Kanada ini menjejali perangkat tersebut dengan berbagai komponen kelas atas, yang bisa ditemui juga di
smartphone high-end lainnya.
Penggunaan komponen itu tentunya berpengaruh ke segi harga. Di pasar AS, Priv dijual dengan harga 699
dollar AS atau sekitar Rp 9,5 juta, relatif mahal untuk sebuah perangat berbasis
Android.
Lantas, bagaimana dengan rencana BlackBerry ke depannya? Apakah perangkat
Android kedua perusahaan ini nantinya bakal tetap dibanderol tinggi?
Dalam sebuah wawancara dengan media
Bloomberg, sebagaimana dikutip
KompasTekno, Senin (21/12/2015), CEO BlackBerry John Chen bersedia menjawab pertanyaan tersebut. Chen membeberkan bahwa saat ini, perusahaan sedang mengamati apakah ponsel
Android milik BlackBerry bisa diterima di pasar atau tidak.
Jika diterima, BlackBerry tentunya bakal merilis perangkat
Android baru pada masa yang akan datang.
"Dalam 3 atau 4 bulan, hasil (pengamatan) sudah akan terlihat. Jika diterima baik, tentunya kami akan merilis produk baru. Hingga saat ini, pengamatan kami memperlihatkan tanda-tanda diterima," ujar Chen.
Ihwal harga, perangkat
Android kedua, masih berdasar keterangan Chen, kemungkinan akan dibuat lebih murah dari Priv. Perangkat ini dikatakan akan hadir di kelas menengah.
"Ya, kami mungkin (membuat perangkat lebih murah). Saat ini, BlackBerry masih berfokus pada produk
high-end. Kemungkinan, (produk baru berikutnya) akan ada di segmen kelas menengah," ucap Chen.
Masih menurut Chen, penjualan BlackBerry Priv sejauh ini cukup positif, walau angka pastinya tidak disebutkan.
Perusahaan mengungkap, penjualan secara keseluruhan dalam kuartal terakhir sebesar 700.000 perangkat.
Angka tersebut sedikit rendah dari perkiraan analis yang memprediksi bahwa BlackBerry mampu menjual 900.000 perangkat hingga akhir tahun 2015.