JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika
Rudiantara mengajak negara-negara Asia Tenggara untuk bersatu menghadapi para pemain
over the top (OTT) seperti
Google,
Facebook dan sejenisnya.
Ajakan tersebut disampaikannya dalam pembukaan pertemuan Asociation of South East Asia Nation (
ASEAN) ICT Ministers di Da Nang,
Vietnam, Kamis (26/11/2015).
Tujuannya bukan untuk melarang bisnis perusahaan raksasa itu, melainkan agar masing-masing negara tak cuma dipandang sebagai pasar belaka dan memiliki posisi tawar yang baik. Pasalnya selama ini ada juga pemain OTT yang komposisi jumlah pelanggannya sangat besar di
ASEAN.
"Kita harus berani mengusulkan
strategic objectives dan lobi negara-negara
ASEAN yang kira-kira mempunyai
concerns yang sama dengan kita," ujar
Rudiantara dalam pesan singkat pada
KompasTekno.
"Apabila
ASEAN satu suara maka akan meningkatkan
bargaining power sehingga bisa duduk pada posisi yang lebih berimbang. Ini bukan bermaksud untuk melarang, namun agar terjadi
win-win antara operator-operator seluler dengan OTT," imbuhnya.
Chief RA, panggilan akrabnya, mengatakan ajakan tersebut disambut baik negara-negara yang hadir, terutama yang memiliki jumlah penduduk banyak. Memang selama ini pemain OTT dikeluhkan karena menumpang di layanan operator telekomunikasi namun tidak memberi keuntungan finansial.
Bila terwujud kerjasama antara negara-negara di kawasan
ASEAN, menurutnya Indonesia dan negara-negara lainnya juga akan mendapatkan berbagai manfaat ekonomi jangka panjang.
Selain bicara mengenai sikap terhadap pemain OTT, pertemuan tersebut juga akan membahas kerjasama
ASEAN ICT Masterplan 2020 (AIM 2020). Ini merupakan kerangka rujuan untuk pengembangan ICT bersama antar negara di satu kawasan tersebut.
Chief RA menambahkan, ada delapan poin yang dibahas oleh AIM 2020, yaitu:
1.
Economic Integration & Transformation2.
People Integration & Empowerment Through ICT3.
Innovation4.
ICT Infrastructure Development5.
Human Capital Development6.
ICT in the Single Market7.
New Media and Content8.
Information Security & AssuranceTiga poin terakhir merupakan tambahan atas
masterplan yang sudah dibuat sebelumnya. Isunya mengenai pasar atau bisnis konten serta masalah keamanan, sekaligus sebagai solusi untuk menghadapi dinamika dunia ICT yang bergerak cepat.