Lenovo: Indonesia Belum Mampu Merakit Ponsel "High-end" - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Lenovo: Indonesia Belum Mampu Merakit Ponsel "High-end"

Kamis, 5 November 2015 | 13:04 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto/KOMPAS.com Country Lead Lenovo Smartphone Indonesia Adrie R. Ruhadi dalam acara peresmian manufkatur Lenovo di Indonesia, Rabu (4/11/2015).
JAKARTA, KOMPAS.com - Lenovo sudah mulai merakit ponsel mereka di Indonesia melalui kerja sama dengan rekanan manufaktur PT Tridharma Kencana (TDK).

Kendati demikian, perusahaan asal China itu menyatakan belum berniat merakit ponsel high end mereka di sana dalam waktu dekat.

Belum lama ini, Lenovo telah membeli merek Motorola yang dikenal sebagai salah satu produsen ponsel Google Nexus. Mereka memposisikan Motorola sebagai lini produk high end dan ingin menjualnya di Indonesia

Namun untuk bisa menjualnya dengan spesifikasi 4G LTE, Lenovo mesti merakitnya di dalam negeri atau memenuhi syarat lain sesuai dengan aturan TKDN.

Saat ditanya perihal rencana merakit Motorola secara lokal bersama rekanan manufakturnya, Country Lead Lenovo Smartphone Indonesia Adrie Suhadi, mengatakan belum bisa memastikannya.

Adrie mengakui ada niat untuk membawa Motorola ke Indonesia dan kemungkinan melakukan manufaktur lokal. Namun, masalahnya kebanyakan manufaktur lokal belum mampu merakit ponsel high end seperti itu.

"Sekarang ini, manufaktur smartphone yang high end belum bisa di sini karena teknologinya belum menunjang," pungkas Adrie pada KompasTekno, Rabu (4/11/2015) malam.

Yoga Hastyadi Widiartanto/KOMPAS.com Ponsel Lenovo A2010 yang mendukung 4G LTE dan dirakit di Indonesia
Pria berkacamata itu kemudian menceritakan bahwa untuk perakitan ponsel 4G LTE seri A2010 dan A6010 yang perdana di Indonesia, Lenovo masih mesti menyuplai teknologi dan tenaga ahli yang dibutuhkan.

Namun bukan berarti manufaktur lokal tidak akan mampu merakit produk high end. Seiring dengan produksi smartphone 4G LTE tersebut, menurutnya, akan terjadi transfer pengetahuan dengan perusahaan manufaktur sekaligus menumbuhkan ahli-ahli smartphone lokal

Selanjutnya tinggal soal berapa cepat sebuah manufaktur lokal bisa mempelajari teknologinya, dan perakitan pun bisa dilakukan sepenuhnya oleh orang Indonesia.

"Saat ini, mereka (TDK) menyediakan tenaga kerja dan pabrik, tapi teknologi dan expert disediakan oleh Lenovo. Termasuk mesin-mesin dari Lenovo. Karena di Indonesia sekarang belum ada yang expert smartphone, kalau ada pun orang yang ahli di assembly elektronik," terang Adrie.

"Tapi seiring proses perakitan ini berjalan, akan terjadi alih teknologi. Kita harapkan suatu saat bisa kita lepas sehingga dibuat di Indonesia semua," imbuhnya.
Penulis: Yoga Hastyadi Widiartanto
Editor : Reza Wahyudi