Bos Baru Twitter Minta Maaf - Kompas.com
Minggu, 19 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Bos Baru Twitter Minta Maaf

Jumat, 23 Oktober 2015 | 17:01 WIB
Business Insider Co Founder sekaligus CEO Twitter Jack Dorsey
KOMPAS.com - Sudah cukup lama Twitter "bermusuhan" dengan pengembang aplikasi (developer) pihak ketiga. Lantaran, perusahaan mikroblogging itu seringkali memblokir aplikasi yang memanfaatkan application programming interface (API) dari Twitter.

Padahal aplikasi-aplikasi yang dibuat developer tersebut memberikan pilihan di luar aplikasi resmi dari Twitter.

Menanggapi adanya "prahara" tersebut, CEO baru Twitter Jack Dorsey telah meminta maaf kepada para pembuat aplikasi . Ia pun ingin hubungan Twitter dan developer dimulai kembali dari awal.

"Hubungan kami dengan developer menjadi sedikit rumit. Hubungan kami dengan developer menjadi membingungkan, tidak bisa diprediksi. Kami datang kepada Anda hari ini dan meminta maaf atas kebingungan tersebut," ujar Dorsey dalam ajang kumpul konferensi tahunan dengan developer.

Sebagaimana KompasTekno rangkum dari WSJ, Jumat (23/10/2015), ini merupakan upaya damai terbaru yang ditawarkan Twitter setelah tiga tahun, di bawah CEO sebelumnya Dick Costolo, membuat berbagai peraturan yang dianggap menyulitkan developer.

Sebagai wujud permintaan maaf, Twitter dikatakan telah membuat berbagai kebijakan baru. Developer dikatakan dapat lebih mudah dalam membangun aplikasi berdasarkan API Twitter, membuat uang, dan menggunakan konten dari dalam Twitter dengan memanfaatkan kebijakan itu.

Dalam konferensi itu juga, Twitter telah melepas sebuah tools yang dapat membantu developer mempelajari tentang pengguna.

Di awal kehadiran Twitter, developer pihak ketiga banyak membuat fitur sendiri yang akhirnya digunakan, bahkan menjadi fitur inti Twitter. Beberapa di antaranya, fitur mengunggah foto dan memendekkan tautan.

Sayangnya, fitur-fitur menarik tersebut malah membuat pengguna kebingungan. Banyak yang menyangka bahwa fitur yang dibuat oleh pihak ketiga benar-benar fitur asli Twitter, padahal bukan.

Oleh karena itulah, Twitter mulai membuat banyak peraturan yang membatasi, bahkan hingga menutup aplikasi dari pihak ketiga. Beberapa aplikasi yang terdampak peraturan baru itu, seperti Echofon, Twitterific, dan Tweetbot.

Situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, mau tidak mau memang membutuhkan bantuan dari aplikasi pihak ketiga. Pasalnya, aplikasi-aplikasi tersebut bisa saja membantu untuk menumbuhkan jumlah pengguna.
Penulis: Deliusno
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: WSJ